Kabupaten Malang, Blok-a.com – Sejak dua tahun terakhir, Kecamatan Turen menjadi wilayah dengan kasus Inseksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) tertinggi di Kabupaten Malang.
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang hingga Agustus 2023, ispa di Kecamatan Turen mencapai 12.303 kasus. Jumlah itu sempat melabung tinggi di tahun 2022 yakni mencapai 24.871 kasus.
Jika di jabarkan, di tahun 2023 terdapat 19 kasus ispa pneumonia dan sebanyak 3.237 kasus non pneumonia yang menyerang balita dengan rentan usia 0 hingga 5 tahun.
Sedangkan untuk penderita usia 5 tahun keatas, ada sebanyak 12 kasus degan status pneumonia dan 12.303 non pneumonia.
Sementara itu, di tahun 2022 sebanyak 120 kasus pnemonia dan 7.365 kasus non pneumonia yang menyerang balita dengan rentan usia 0-5 tahun. Sedangkan penderita dengan rentan usia diatas 5 tahun sebanyak 346 kasus pnemonia dan 17.040 dengan status non pneumonia.
Keseluruhan data tersebut didapat Dinkes Kabupaten Malang dari pemeriksaan dalam kurun waktu satu tahun di puskesmas setempat.
Sub Koordinator Substansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Chairiyah mengatakan, tingginya kasus ispa di Kecamatan Turen dikarenakan banyaknya kasus yang ditangani oleh puskesmas setempat.
“Faktornya karena di Puskesmas Turen sudah banyak kasus ispa yang dilaporkan, karena laporan kasus yang berobat belum tentu menggambarkan yang sesungguhnya terjadi di masyarakat,” ujar Chairiyah kepada Blok-a.com, Rabu (20/9/2023).
Chairiyah mengatakan, tentunya di sejumlah kecamatan lain dimungkinkan masih banyak yang belum terlaporkan. Sehingga untuk penanganannya tidak dalam pantauan Dinkes Kabupaten Malang.
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan Kecamatan Turen menjadi wilayah tertinggi juga disebabkan adanya jumlah penduduk yang padat pula.
“Karena jumlah penduduk Kecamatan Turen cukup tinggi, di tahun 2022 ada sebanyak 121.249 jumlah penduduk. Sedangkan di tahun 2023 ada peningkatan jumlah penduduk sebanyak 121.846,” pungkasnya. (ptu/bob)