Targetkan Bebas Stunting di 2024, Ini 4 Program Jitu Dinkes Kota Batu

Berbicara Tentang Stunting, Sutiaji Punya Saran Lima Langkah yang Bisa Dilakukan Orang Tua
Foto : Istimewa

KOTA BATU – Pemerintah Kota (Pemkot) Batu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) serius dalam menekan angka stunting di Kota Batu. Bahkan empat progam unggulan bakal menjadi salah satu cara menekan angka stunting di tahun 2021 ini.

Empat program untuk menekan kasus stunting itu di antaranya pemberian makanan tambahan (PTM) kepada seluruh balita baik kategori stunting dan non stunting. Kemudian pelatihan dan workshop pemberian makan pada balita (PMBA). Selain itu juga akan melakukan perekrutan dokter konsultasi spesialis anak dan juga akan turun langsung ke desa-desa, terutama lima lokus stunting tertinggi di Kota Batu.

Kabid Kesehatan Masyarakat, Hayati, mengatakan untuk target angka stunting tahun ini bisa turun di bawah 10 persen. Berdasar bulan timbang per Februari 2021, angka stunting Kota Batu sebesar 14,8 persen dari 7000 balita yang mengikuti bulan timbang dari total keseluruhan 12 ribu balita.

“Kami targetkan bebas stunting akhir tahun 2024. Sehingga PTM juga harus diberikan kepada ibu hamil guna menghindari kekurangan energi kronik (KEK) ketika janin masih dalam kandungan. Agar meminimalisir risiko kelahiran bayi premature dan berat badan lahir rendah (BBLR),” jelasnya, Sabtu (17/3).

Sedangkan untuk progam pelatihan dan workshop pemberian makan pada balita (PMBA), untuk materi pelatihan dan workshop juga menyangkut pengukuran dan penimbangan balita.

Selain itu, pihaknya juga akan turun langsung ke desa-desa. Terutama untuk lima lokus stunting tertinggi di Kota Batu. “Untuk lima locus tertinggi kasus stunting akan kami dahulukan. Sehingga kami akan melakukan penanganan stunting mulai dari yang tertinggi terlebih dahulu,” katanya.

Dari catatan Dinkes Kota Batu, lima lokus kasus stunting yang ada di Kota Wisata Batu ini di antaranya Desa Giripurno yang menempati urutan teratas kasus stunting sebanyak 108 balita. Disusul Desa Junrejo sebanyak 99 balita.

Selanjutnya Kelurahan Sisir sebanyak 95 balita, Kelurahan Temas 92 balita dan Desa Gunungsari 87 balita. Dengan rentang usia stunting terjadi pada balita dimulai dari 6 bulan sampai 60 bulan.

“Ke empat program penanganan stunting akan kami laksanakan di tahun ini,” imbuh dia.

Berdasarkan data, kasus stunting Kota Batu dari tahun ke tahun menunjukkan tren positif.
Pada tahun 2020 lalu, kasus stunting Kota Batu mencapai 23,8 persen. Sedangkan, berdasarkan data bulan timbang per Februari 2021 kemarin, kasus stunting Kota Batu turun drastis menjadi 14,8 persen.

Dengan adanya berbagai program tersebut pihaknya menargetkan angka stunting Kota Batu bisa turun di bawah 10 persen. “Untuk target nasional tahun 2024 angka stunting ditargetkan bisa turun menjadi 14 persen. Sedangkan untuk Kota Batu menargetkan angka stunting di bawah 10 persen,” ujarnya.

Untuk mencapai target tersebut, pihaknya akan mengejar dari berbagai sisi. Sehingga tak hanya mengandalkan dari segi kesehatan saja. Namun juga dari segi spesifik dan sensitif.

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?