Kota Malang, Blok-a.com – Di tengah pekerjaan revitalisasi Alun-alun Tugu Malang berlangsung, warga kota Malang di saat melintas di depan balai Kota Malang melihat adanya 3 tempat duduk yang terbuat dari batu andesit dievakuasi.
Terlihat masing-masing tiga tempat duduk ini bertuliskan ‘Malang in Memory of Oosterhuis Bapak Tonko’ dan tulisan ‘Johan’ serta ‘Jon’.
Pemerhati sejarah dan cagar budaya, Tjahjana Indra Kusuma
saat dikonfirmasi awak media yang kebetulan dirinya sedang
berfoto bersama tiga tempat duduk ini mengatakan ,berdasarkan informasi yang ia terima, tiga buah tempat duduk itu adalah simbol memorial dari sebuah keluarga Oosterhuis Tonko.
“Ada cerita panjang di balik keberadaan tempat duduk tersebut. Tiga tempat duduk itu bukanlah benda cagar budaya, namun keberadaannya memiliki ikatan sejarah sejak Malang berada di situasi peperangan era kemerdekaan,” kata Tjahjana mengawali ceritanya kepada awak media, Selasa (4/7/2023) siang kemarin.
Berdasarkan informasi yang dia terima , saat ada Keluarga keturunan Belanda-Maluku merupakan seorang prajurit KNIL di era peperangan kemerdekaan. Ia sempat bertugas di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Kota Malang. Di Kota Malang inilah ia bersama keluarganya pernah menjalani kehidupan.
“Oosterhuis adalah tentara KNIL yang pernah bertugas di Kalabahi, lalu ke Waingapu, Cimahi, Surabaya, Samarinda dan akhirnya ke Kota Malang. Di sini, ia ditempatkan di Batalion Infanteri 8 di Rampal sekarang Bataliyon 512 ,” ujar Tjahjana.
Saat era Jepang, seorang anaknya bernama Johan ditangkap. Lalu dijebloskan ke tahanan yang kini menjadi Lapas Kelas I Malang. Anaknya tersebut meninggal saat masa penahanan.
“Ketika itu, ada pesawat yang terbang rendah di Kota Malang. Lalu anaknya Oosterhuis ini menyalakan senter ke arah langit. Ia ditangkap oleh Jepang karena ditengarai sebagai mata-mata, lalu ditahan di Lapas Lowokwaru dan meninggal di situ,” ungkapnya.
Ditambahkan Tjahjana, Untuk anak anak Keluarga Oosterhuis juga sempat mengenyam pendidikan di Kota Malang. Kemudian, keluarga Oosterhuis ini pindah ke Belanda.
Tempat kenangan dan penuh sejarah yang terjadi di Kota Malang itulah yang membuat keluarga Oosterhuis dari Belanda sempat kembali ke Malang dan meminta izin ke Pemkot Malang untuk memasang tiga tempat duduk pada 2016.
“Tempat duduk itu dipasang di Alun-alun Tugu. Posisinya sejajar lurus pada garis imajiner yang menghubungkan Tugu Malang dengan Balai Kota Malang dan Gunung Arjuna,” jelas Tjahjana.
Dirinya mengungkapkan, keberadaan tempat duduk itu adalah tempat kenangan. Keluarga Oosterhuis dari Belanda pernah datang ke Kota Malang untuk mengunjungi tempat duduk tersebut.
” Keberadaan benda tersebut bisa dijaga atau ditempatkan di tempat semula ketika revitalisasi Alun-alun Tugu selesai dikerjakan nantinya,” tutup Tjahjana. (mg1/bob)