Kota Malang, blok-a.com – Pada tanggal 1 April 2023, Kota Malang akan merayakan ulang tahunnya yang ke-109.
Selain memiliki sejarah yang kaya dari masa kerajaan hingga kolonial, Kota Malang juga memiliki keunikan lain yang menarik perhatian.
Tidak hanya sebagai tempat asal mula perkembangan sastra dan gerakan revolusioner Indonesia pada masa penjajahan dan revolusi fisik, Kota Malang juga menjadi tempat bagi beberapa sastrawan terkenal, salah satunya adalah Si Binatang Jalang, Chairil Anwar, yang menorehkan karyanya di sana.
Salah satu bukti romantika sejarah dari sastra dan perjuangan tersebut masih diabadikan hingga saat ini dalam Patung Chairil Anwar yang terletak di Kayutangan Heritage.
“Kota Malang memiliki tempat yang istimewa bagi Si Binatang Jalang karena patung Chairil Anwar hanya ada di dua kota, termasuk Kota Malang,” kata Domini BB Hera Sejarawan Kamis (23/3/2023) Sore.
Patung tersebut dibuat oleh Widagdo, seorang pematung dan pelukis yang juga menjabat sebagai Ketua Angkatan Muda Malang pada saat itu.
Patung Chairil Anwar diresmikan pada tanggal 28 April 1955, tepat sepuluh tahun setelah terjadi revolusi kemerdekaan Indonesia.
Sejarah mencatat bahwa sebelum terjadinya peristiwa tersebut, Chairil Anwar pernah mengunjungi Kota Malang pada tanggal 28 Februari 1947.
“Ketika mengunjungi Kota Malang, Chairil Anwar menulis dua sajak yang berjudul Sajak Buat Basuki Resobowo, yang ditujukan untuk seorang pelukis dan teman dekatnya, serta Sajak Sorga,” ujarnya.
Kunjungan Chairil ke Kota Malang bersamaan dengan sidang BP KNIP yang diselenggarakan di Gedung Rakyat Indonesia (sekarang dikenal sebagai Gedung Sarinah).
Sejarah mencatat bahwa suasana pada masa itu mendorong Chairil untuk menghasilkan dua karya tersebut.
Namun sayangnya, sedikit orang yang tahu bahwa dua sajak tersebut ditulis di Kota Malang.
Sebagai seorang alumnus Sejarah UM, ia menyarankan agar publik Kota Malang patut berbangga dengan fakta ini.
Sajak Chairil juga memainkan peran penting dalam membakar semangat selama revolusi kemerdekaan Indonesia dan revolusi fisik pasca kemerdekaan.
“Dalam rangka memperingati 10 tahun revolusi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1955, Chairil Anwar dihormati dengan diabadikannya patungnya sebagai tanda penghargaan,” kata dia.
Pada patung tersebut, juga terdapat salah satu sajak paling revolusioner milik Chairil Anwar yang berjudul “AKU”. Sajak tersebut dituliskan di tubuh patung tersebut.
“Pada saat peresmian patung Chairil Anwar, Kota Malang mengadakan acara selama satu minggu penuh, mulai dari tanggal 21 hingga 28 April 1955,” jelasnya.
Dalam acara tersebut, fragmen puisi Chairil dipasang di berbagai sudut jalan Kota Malang.
Pada tanggal 26-27 April, juga diadakan deklamasi puisi dan sayembara membuat sajak.
“Acara tersebut mencapai puncaknya pada tanggal 28 April 1955, dengan peresmian patung oleh Walikota Malang saat itu, yaitu Pak Sardjono,” tandasnya. (mg1/bob)