Serial Killer Mbah Slamet Banjarnegara: Bunuh 10 Orang Sejak 2020, Dikubur Massal di Ladangnya

Proses evakuasi mayat di kebun Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Senin (3/4/2023).(HANDOUT)
Proses evakuasi mayat di kebun Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Senin (3/4/2023).(HANDOUT)

blok-a.comSebuah pembunuhan berantai (serial killer) di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah terkuak berawal dari laporan dugaan penipuan dengan modus penggandaan uang dengan tersangka TH alias Mbah Slamet (45).

Mbah Slamet dukun pengganda uang asal Banjarnegara ditangkap usai diduga meracuni korbannya, yaitu PO (53), pria asal Sukabumi.

Korban diketahui dikubur di ladang milik Mbah Slamet di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.

Saat polisi mendatangi lokasi, justru terungkap fakta yang lebih mengerikan. Ada kuburan massal di ladang Mbah Slamet, yang diduga korban-korban aksi kejinya.

Polres Banjarnegara dibantu sukarelawan segera mengevakuasi sejumlah mayat dalam kuburan massal tersebut.

Saat ditanya, Mbah Slamet memang mengaku membunuh 10 orang sejak tahun 2020. Sembilan korban di antaranya ditemukan tinggal rangka.

“Jadi dari pengakuan tersangka 10 orang (korbannya). Ini sesuai dengan jenazah korban yang kami temukan,” kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto di Mapolres Banjarnegara, Selasa (4/4/2023).

“Aksi yang dilakukan tersangka ini mulai dari tahun 2020. Makanya beberapa korban saat ditemukan berupa tulang belulang,” lanjut Hendri.

Dari 10 korban itu, baru korban PO yang sudah teridentifikasi. Jenazah PO sudah dijemput pihak keluarganya pada Senin (3/4) malam.

Pihak kepolisian telah menginterogasi Mbah Slamet untuk mencari identitas korban lainnya, namun dirinya mengaku lupa akan nama-nama korbannya.

“Dari tersangka belum bisa mengingat nama-nama korban. Tetapi kalau asalnya (korban) mana saja masih ingat. Yakni ada yang dari Tasikmalaya, Palembang, Jogja dan Jakarta. Untuk Tasikmalaya ada dua korban,” ungkap Hendri.

Kronologi Pengungkapan

Sebelumnya, Hendri Yulianto mengatakan kronologi terungkapnya kasus tersebut berawal dari laporan anak salah satu korban berinisial PO, GE, yang diterima Polres Banjarnegara pada 27 Maret 2023.

Dalam laporannya, GE mengaku diajak ayahnya untuk bertemu dengan seseorang di Banjarnegara pada Juli 2023 dengan menggunakan bus dari Sukabumi menuju Wonosobo.

Sesampainya di Wonosobo, PO dan GE bertemu dengan Mbah Slamet. Mereka kemudian diajak ke rumahnya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara.

Di sana, Mbah Slamet mengajak sempat PO masuk ke dalam salah satu ruangan. Sedangkan GE diminta menunggu di luar.

“Selanjutnya pada tanggal 20 Maret 2023, PO kembali berangkat ke Banjarnegara seorang diri untuk bertemu Mbah Slamet dengan menggunakan kendaraan Wuling warna hitam,” kata Hendri, melansir Antara.

Ia mengatakan sesampainya di Banjarnegara pada 23 Maret 2023, PO sempat menghubungi anaknya yang lain, yakni SL yang merupakan adik dari GE.

Dalam pesan tersebut, PO menulis sedang di rumah Mbah Slamet dan meminta anaknya berjaga-jaga seandainya dia berumur pendek atau tidak ada kabar hingga Minggu (26/3/2023).

PO pun meminta anaknya GE agar langsung ke lokasi bersama aparat, jika PO tak kunjung kembali.

Pada 24 Maret, PO mulai tak bisa dihubungi. GE tak tinggal diam dan segera melapor ke Polres Banjarnegara.

Polisi melakukan penyelidikan berujung penangkapan terhadap Mbah Slamet.

Dari hasil pemeriksaan, diketahui jasad PO sudah dikubur di dekat jalan setapak menuju hutan di Wanayasa pada Sabtu (1/4/2023).

Lebih lanjut, Hendri mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, kasus pembunuhan berencana tersebut berawal dari kesepakatan penggandaan uang antara Mbah Slamet dan korban PO.

Awalnya, PO melihat selebaran dukun penggandaan uang yang diunggah di media sosial Facebook.

“Mbah Slamet ini memiliki ‘tangan kanan’ yaitu saudara BS. Satu tahun lalu, saudara BS ini mengunggah ke Facebook yang isinya bahwa Mbah Slamet adalah orang pintar yang bisa menggandakan uang,” jelas Kapolres Banjarnegara itu.

PO yang membaca unggahan itu pun tertarik, sehingga BS mempertemukannya dengan Mbah Slamet.

Sejak pertemuan itu, PO memberikan sejumlah uang dan mahar kepada Mbah Slamet. Namun hasil penggandaan uang tersebut tidak kunjung terealisasi, sehingga korban berulang kali menagih kepada tersangka.

Merasa kesal terus-menerus ditagih korban, Mbah Slamet akhirnya memberi PO minuman yang telah dicampur dengan potas (potassium sianida) hingga tewas lalu jasadnya dikubur di jalan setapak yang menuju hutan.

“Selain karena kesal terus-menerus ditagih, tersangka juga takut dilaporkan oleh korban ke penegak hukum, sehingga diracunlah korban ini,” tegasnya.

Saat ini, penyidik Polres Banjarnegara telah menetapkan dua tersangka yakni Mbah Slamet dan BS.

Keduanya dijerat Pasal 340 KUHP mengenai pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman berupa pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama 20 tahun.

Polisi juga masih melakukan pendalaman dan pengembangan terkait dengan kemungkinan adanya korban lain.

Pemerintah Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, telah menyiapkan pemakaman massal untuk korban pembunuhan Mbah Slamet.

Sembilan jasad akan dimakamkan di pemakaman umum (TPU) desa setempat, Selasa (4/4/2023) sore.

Saat ini, pihak desa masih menunggu kedatang jenazah dari rumah sakit. Rencananya, para korban akan dimakamkan di tiga liang lahat.(lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?