Ramai Netizen Kritik Adanya Larangan PKL Jualan di Kayutangan Heritage

Ramai Netizen Kritik Adanya Larangan PKL Jualan di Kayutangan Heritage
Ramai Netizen Kritik Adanya Larangan PKL Jualan di Kayutangan Heritage

Kota Malang, blok-a.com –
Pemerintah Kota Malang saat ini tengah melakukan penataan kawasan wisata Kayutangan Heritage yang diharapkan mampu menjadi salah satu daya tarik wisata di Kota Malang.

Pada kawasan tersebut sudah mulai bermunculan usaha-usaha baru seperti kafe dan restoran yang pada saat akhir pekan banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Pengembangan kawasan Kayutangan Heritage tersebut juga akan melibatkan masyarakat setempat.

Salah satu daya tarik yang ditawarkan untuk menarik para wisatawan tersebut adalah, suasana perkampungan peninggalan masa Hindia Belanda yang berada di sekitar koridor utama kawasan Kayutangan Heritage.

Namun kawasan wisata Kayutangan Heritage tidak berjalan apa yang diharapkannya. Justru para wisatawan lokal lebih suka melihat suasana yang diluar perkampungan atau di poros jalan raya Kayutangan Heritage.

Akibatnya bermunculan para pedagang kaki lima, baik itu jualan kopi, makanan ringan dan lain sebagainya. Bahkan hampir tiap malam juga banyak para pengamen jalanan bermunculan di sana.

Dampaknya trotoar yang ditujukan buat pejalan kaki kini dibuat berjualan para pedagang kaki lima dan para pengamen jalanan ini.

Sampai sampai Kawasan Kayutangan Haritage menjadi kawasan Pasar Malam .

Menanggapi hal tersebut pihak Pemerintah kota Malang akhirnya memasang rambu rambu larangan terhadap para PKL untuk berjualan disepanjang trotoar di kawasan Kayutangan Haritage.

Pemasangan rambu rambu larangan terhadap pedagang kaki lima ini menemui banyak kritik warga nitizen, setelah beberapa foto foto di-posting di medsos Facebook Komunitas Peduli Malang Raya .

Salah satu kritikan itu dari akun bernama Afandi.

“Kalau mau kayutangan jadi rame ya harus ada PKL, tertib dan rapi, bukan dilarang. Apa gunane jadi kawasan heritage kalau gak menggerakkan ekonomi rakyat kecil?! “

Awang Syailendra juga demikian.

“Kayutangan sangat tidak Haritage , Haritage itu Trotoar jadi tempat gelar rombong lalapan sepanjang jalan. Mbuak banyu kora kora di jalan , banyak pengemis yang berseliweran dan jalan menjadi macet dan parkiran semrawut larang pisan.”

Indie juga menyampaikan kritikan demikian.

“mohon ijin mas ralat . Warga sekitar tetap diijinkan berjualan mas dengan catatan tidak permanen atau magrok di trotoar mas. Bisa dibopong/asong. Dan lagi Kemarin itu yang jualan bukan warga sekitar kayutangan rata” . Dan memakai trotoar sebagai tempat berjualan ada pula yang memasang tenda ditengah trotoar . Maka dari warga dan petugas lagi menertiban oknum” yang tidak tertib.” (mg1/bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?