Kota Malang, blok-a.com – Dalam era digital saat ini, menjadi seorang content creator adalah salah satu profesi yang banyak diminati. Namun, di balik feed yang terlihat sempurna dan video yang menghibur, ada suka dan duka yang dirasakan oleh para kreator.
Tidak semua orang menyadari bahwa kreativitas membutuhkan lebih dari sekadar ide. Mood, yang sering dianggap sebagai elemen kecil, justru memainkan peran besar dalam proses kreatif.
Salah satu kisah menarik datang dari Yonanda Galuh Puspitasari, yang akrab disapa Jona, seorang content creator asal Kepanjen, Kabupaten Malang.
Kepada blok-a.com, Jona membagikan suka dan dukanya selama menjadi content creator.
“Kalau sukanya sih bisa mengekspresikan diri, terus bisa berkarya lewat foto, video, ataupun tulisan. Sukanya lagi bisa dapat uang, banyak teman dan relasi juga. Bahkan, teman-teman lama yang hilang bisa menemukan kita lagi lewat konten yang kita buat,” ungkap Jona.
Namun, perjalanan ini tidak selalu mulus. Jona juga mengalami beberapa duka ketika sedang kehabisan bahan konten. Belum lagi ketika ia harus berperang melawan mood swing.
“Dukanya itu pas ketika sedang stuck, nggak ada ide, atau lagi nggak mood. Padahal di depan ada bahan konten bagus, tapi kalau nggak mood ya nggak tampil,” katanya.
Ketika dihadapkan dengan kebuntuan ide, Jona punya cara tersendiri untuk mengatasinya. Karena ia juga seorang musisi, Jona punya keunikan lain dalam mengatasi kebuntuan tersebut. Hal ini tidak hanya membantunya tetap produktif, tetapi juga menjadi bentuk ekspresi kreativitas yang berbeda.
“Biasanya aku lihat lagi galeri, cari konten-konten lama yang bisa diulik lagi. Atau scrolling media sosial buat dapat inspirasi. Selain itu, karena aku juga musisi, aku kadang bikin lagu dari tulisan yang kemudian diberi nada, direkam, dan dirilis,” jelasnya.
Pengalaman serupa juga dibagikan Raja Salman, seorang content creator yang aktif di bidang komedi. Menurut Raja, menjadi content creator tidak jauh berbeda dengan menjalani hobi.
“Konten itu hobi bagi aku, jadi kalau lagi nggak mood, memang agak sulit untuk ngonten,” ungkapnya.
Sebagai content creator yang baru merintis karirnya selama lebih dari setahun, Raja juga mengungkapkan beberapa hambatan yang sering dihadapinya. Raja juga meyakini bahwa jika ia terus konsisten hasil akan datang dengan sendirinya.
“Hambatannya paling uang. Awal-awal jadi content creator kan belum bisa menghasilkan uang, jadi harus sabar dan menahan lapar dulu,” ujarnya.
Bagi Raja Salman, menghadapi mood yang tidak stabil saat ngonten adalah tantangan yang sering dihadapi. Namun, ia memiliki beberapa strategi untuk tetap produktif meski tidak mood. Salah satu cara yang dia lakukan adalah dengan mengingat kembali tujuan awal mengapa ia memulai karir sebagai content creator.
“Kadang kalau lagi nggak mood, aku ingat lagi tujuan awalnya. Aku pengen dikenal, pengen terkenal, jadi meski nggak mood, aku harus tetap semangat dan konsisten,” ujar Raja.
Selain itu, Raja juga menyarankan untuk tidak terlalu memaksakan diri jika mood benar-benar tidak mendukung. Ia lebih memilih untuk memberi ruang pada dirinya sendiri untuk beristirahat dan menunggu sampai moodnya membaik.
“Kalau aku lagi benar-benar nggak mood, ya sudah. Aku lebih memilih untuk memberi jeda, nanti setelah moodnya balik, baru mulai ngonten lagi,” tambah Raja.
Dengan cara ini, Raja bisa tetap menjaga kualitas kontennya tanpa merasa terpaksa atau terbebani. Ia juga menekankan pentingnya untuk selalu menjaga keseimbangan hidup dan tidak terlalu fokus pada pekerjaan.
“Jangan sampai ngonten jadi beban, karena kalau beban, mood juga bisa turun,” tutup Raja.
Penulis: Tegar Putra F (Mahasiswa Magang UTM)