Kabupaten Malang, Blok-a.com – Bakal Calon Presiden (Bacapres), Anies Baswedan tanggapi hasil survei elektabilitasnya yang cukup rendah. Pihaknya optimis menangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Menanggapi sejumlah survei yang menunjukkan elektabilitas Bacapres yang masih rendah di bawah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, Anies Baswedan mengatakan masih ada waktu yang cukup panjang untuk memperebutkan kemenangan.
“Pilpres masih bulan Februari 2024, masih delapan bulan lagi. Jadi perjalanan masih panjang, masih ada kurang lebih delapan bulan lagi. Banyak hal yang bisa terjadi,” ucap Anies saat ditemui Blok-a.com di Pondok Pesantren Darul Muttaqin, Rabu (24/05/2023).
Anies menyebut, jika survei elektabilitas diselenggarakan jauh-jauh hari dari waktu pemilihan. Maka, hasilnya akan fluktuatif.
Sehingga hasil survei itu hanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan saja.
Pria kelahiran 1969 itu menambahkan, intenstitas survei elektabilitas Pilpres 2024 memang sedang tinggi selama beberapa waktu ini. Padahal seharusnya, intensitas yang tinggi itu terjadi jelang pemilihan.
“Kalau Pemilunya bulan depan, intensitas survei tinggi memang biasa ya. Tapi kalau sekarang, Pemilu masih delapan bulan, tapi surveinya luar biasa. Jadi menggambarkan betapa perhatian tinggi, tapi juga dinamikanya bisa disebut masih sangat fluktuatif,” jelasnya.
Terlebih, hal tersebut juga ia rasakan saat survei Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Kala itu, dirinya mengaku tak pernah masuk posisi teratas namun justru menang dalam pemilihan.
“Ketika Pilkada di DKI, belum ada survei yang menunjukkan kita nomor satu. nomor dua pun satu-dua (survei). Dan litbang yang sama itu dulu menempatkan kami nomor tiga jauh sekali. Ketika hasil Pilkada ternyata berbeda,” bebernya.
Oleh sebab itu, dirinya menegaskan bahwa masih ada waktu sekitar delapan bulan untuk menyiapkan strategi-strategi menjelang Pilpres 2024.
Ia menyebut, masih banyak potensi fluktuasi dan hasil survei elektabilitas ini bakal dijadikan sebagai masukan.
“Kalau soal optimisme, optimisme tinggi. Bahkan kami sangat optimistis. Karena kita merasakan aspirasi, keinginan tentang perubahan, aspirasi tentang penomorsatuan keadilan itu bergaung dimana-mana. Tentu harus berusaha, tidak mungkin hanya dengan optimisme saja, usaha itu dijalankan,” pungkasnya.
(ptu)