blok-a.com – Pengamat politik, Rocky Gerung menilai bahwa pertemuan antara Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menunjukkan keinginan dari partai NasDem.
Dia menganalisis bahwa pertemuan antara Cak Imin dan AHY merupakan upaya terakhir dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membujuk Partai Demokrat agar membatalkan pencalonan Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Hal itu disampaikan Rocky Gerung dalam kanal Youtube pribadinya, pada Kamis 4 Mei 2023.
“Tapi ada satu soal yang saya kira final, yaitu upaya terakhir Jokowi memakai Cak Imin, kan udah nggak ada yang lain, siapa lagi yang dikirim Jokowi untuk bujuk-bujuk Demokrat supaya jangan calonkan Anies,” ujarnya dikutip WE NewsWorthy.
Menurut dia, Jokowi berharap bahwa Cak Imin akan membawa kabar baik setelah berkunjung ke Partai Demokrat, namun yang diperoleh justru sebaliknya.
“Jadi ini upaya terakhir Jokowi, jadi awalnya Cak Imin jadi messenger of good news gitu ternyata bad news yang dia dapat,” ujarnya.
Dia juga menilai pertemuan antara Cak Imin dan AHY mengindikasikan keinginan dari partai NasDem, karena sejak awal partai tersebut ragu-ragu dalam mengusung Anies.
“Jadi kalau dia akhirnya ketemu AHY itu menunjukkan bahwa NasDem juga sebetulnya akan mengucapkan hal yangsama, kan NasDem yang mulai ragu-ragukan, kan kita tahu NasDem tidak sekedar mencalonkan Anies tunggal pada waktu itu, ada tiga yang disebutkan,” jelas dia.
Di samping itu, Rocky juga menilai bahwa Cak Imin merupakan sosok unik dalam dunia politik Indonesia, karena sejak dulu hingga sekarang hanya ingin menjadi wakil presiden.
“Kan Cak Imin ini satu keunikan dalam politik Indonesia, dia mau jadi wakil presiden aja dari dulu kan, walaupun dia disuruh jadi presiden bagi dia ya wakil presiden itu juga semacam pragmatis semua terukur itu,” bebernya.
Sebelumnya, Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyampaikan, jika PKB dan Demokrat bersepakat meski kini sama-sama berbeda pilihan politik, kedua partai akan mengokohkan demokrasi.
Pernyataan itu disampaikan Cak Imin usai bertemu dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di kediaman SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat pada Rabu (3/5/2023).
“Kedua bersepakat bahwa perbedaan koalisi perbedaan pilihan dalam kepimpinan nasional bagian upaya mengokohkan menguatkan demokrasi kita,” katanya.
Sehingga, kata dia, dibutuhkan semangat saling menghormati, menghargai perbedaan menjunjung tinggi kekeluargaan dan persamaan antara sesama partai politik.
Cak Imin bahkan mengingatkan AHY agar nanti jika menang dalam Pemilu 2024 tidak lupa dirinya. Begitu pun sebaliknya.
“Jadi nanti misal mas AHY menang, misalnya saya akan lihat dari jauh dan jangan lupa saya mas, tapi kalau saya menang pasti saya ingat itu lah demokrasi tentu saling berbagi jadi dengan kesepahaman itu maka perbedaan khasanah kekayaan diantara kita dan itu akan mendewasakan, sambil menunggu takdir,” tuturnya.
Lebih lanjut, Cak Imin mengatakan, masing-masing partai kekinian masih pada sikap politiknya.
“Manusia ini kan berusaha, saya berusaha koalisinya bersama Gerindra, sekarang Golkar, namanya juga usaha, soal takdir jalur melengkungnya apa enggak ketemu Demokrat? Belum tentu, nah itu ya sudah masing-masing ikhtiar, selebihnya takdir ditangan tuhan terimakasih,” katanya. (bob)
Lihat sumber berita asli di Wartaekonomi.co.id. |
Berita ini merupakan kerjasama sindikasi Blok-a.com dengan Wartaekonomi.co.id. |