Pasca Cuaca Ekstrem, Hasil Tangkapan Nelayan Malang Selatan Mulai Stabil

Kabupaten Malang, blok-a.com – Cuaca ekstrem sempat pengaruhi tangkapan nelayan, namun kini aktivitas nelayan di Malang Selatan berangsur membaik.

Secara bertahap nelayan di Malang selatan hasil tangkapanya mulai stabil.

Salah satu nelayan pengambak di Desa Tambakrejo, Sumbermanjing Wetan, Budi Ismiyanto mengatakan aktivitas nelayan beberapa waktu yang lalu sempat terhabat dengan adanya cuaca ekstrem. Hal tersebut tentunya mengurangi pendapatan para nelayan.

“Cuaca ekstem kemarin berpengaruh pastinya, sekarang nelayan sudah mulai kerja (melaut) lagi,” terang Budi saat dikonfirmasi awakmedia, Jumat (10/03/2023).

Dikatakan Budi, jenis tangkapan yang sedang meningkat adalah jenis Benggol. Beberapa jenis lainnya juga ada, namun yang mendominasi pada musim saat ini adalah Benggol, dimana harga jual ikan Benggol juga tidak terlalu meningkat.

“Yang banyak jenis Benggol, dijualnya mungkin kalau per kilogram Rp 30 ribu keatas,” terangnya.

Hal yang sama dikatakan oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Victor Simbiring mengatakan cuaca ekstem dan gelombang tinggi sempat terjadi hingga menyebabkan nelayan tidak dapat melaut beberapa hari.

Menyiasati hal tersebut, kata Victor, beberapa nelayan berlaut silih berganti agar ikan tetap ada setiap harinya. Ia mengatakan bahwa nelayan Kabupaten Malang sudah dapat memprediksi dan beradaptasi dengan cuaca yang ada. Sehingga dengan demikian kestabilan harga dapat tetap terjaga.

“Karena ikan belum banyak, mereka mengatur sendiri kapan akan melaut. Seperti bergantian, tujuannya suapaya pulang bawa ikan. Saat ini harga ikan cenderung stabil, tidak ada kenaikan yang signifikan,” tuturnya.

Disinggung terkait jenis ikan, dirinya menyebut musim ini ikan yang sering ditemui antara lain jenis Benggol, Lemuru, sedikit Cakalang dan Tongkol.

Meskipun cuaca tak menentu, Victor mengatakan hasil tangkapan tetap ada namun jumlahnya saja yang berkurang. Ia mengatakan musim ikan akan kembali melimpah ketika memasuki bulan April mendatang.

“Tidak ada penurunan, memang belum musim panen. Setiap awal tahun di bulan Januari, Februari dan Maret memang tangkapan ikan masih sedikit,” katanya.

Sementara itu, puncak panen akan kembali melimpah di bulan April hingga September. Sedangkan, pada Oktober sampai dengan Desember hasil nelayan di Malang selatan kembali turun.

“Puncak musim ikan antara bulan Juni sampai Agustus. Sehingga terhitung nelayan melaut sekitar 180 sampai 200 hari dalam setahun,” pungkasnya.

(ptu)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?