Pandemi COVID-19 ternyata tidak membawa dampak signifikan pada sektor pertanian. Sektor pertanian masih dibutuhkan terutama untuk konsumsi. Demikian dikatakan Pakar Ketahanan Pangan UB Dr. Sujarwo, S.P.,M.P., dalam Bincang Santai Bersama Wartawan atau Bonsai, Selasa (30/3/2021).
“Sektor pertanian tidak begitu terdampak dengan adanya pandemi. Karena masyarakat masih mengkonsumsi nasi.. transformasi hanya bergeser dari industri ke rumah tangga. Jadi yang biasanya makan di restoran sekarang jadi makan di rjmah,”katanya.
Sujarwo menjelaskan melimpahnya Sumber Daya Alam yang dimiliki Indonesia membuat ketersediaan pangan melimpah.
“Kita tidak pernah surplus di bidang pertanian,”kata WD I FP tersebut.
Ironisnya, dibalik dibutuhkannya sektor pertanian dalam kehidupan, justru banyak generasi muda yang tidak tertarik bekerja di bidang pertanian.
“Sektor pertanian di Indonesia dijual dengan harga murah padahal itu berlian. Di sisi lain sektor pertanian dibutuhkan tapi tidak banyak yang tertarik dalam bidang pertanian,”katanya.
Pertanian sebenarnya tetap merupakan sektor yang memiliki potensi menghasilkan profit tetapi memang harus dikelola dengan benar dan profesional, maka hasilnya juga akan sangat menguntungkan.
Oleh karena itu, hal yang bisa dilakukan adalah terus melakukan edukasi kepada generasi muda akan potensi dimiliki sektor pertanian untuk dikelola dengan baik, responsif terhadap perubahan teknologi dan pasar.
Kedua aspek ini jika diperhatikan dalam produksi pertanian maka pertanian akan maju dan berpotensi mendinamisasi perekonmian secara makro dan yang diharapkan adalah adanya linkage yang baik konsumsi, produksi, investasi dan penerimaan pemerintah melalui sektor pertanian.
“Jika keterkaitan ini terbina dengan baik maka pertumbuhan makro kita akan semakin kokoh karena bertumpu pada endowment factor yang dimiliki bangsa ini,”kata Sujarwo. (OKY/Humas UB)