Kota Malang, blok-a.com – Diah Ayu Kusumadewi menjadi salah satu nama yang menjadi kandidat PJ Wali Kota Malang.
Seperti apa sosok beliau?
Dilansir blok-a.com dari website Pemkot Malang, Diah ini merupakan sosok yang tak banyak bicara dalam bekerja. Dia saat menjadi Kepala DPUPRPKP Kota Malang mengatakan, dunia infrastruktur sering dipersepsikan dengan maskulinitas atau biasa dikerjakan laki-laki.
Namun, Diah membantah persepsi itu. Dia ingin menunjukan wanita atau perempuan juga bisa berkarya di dunia infrastruktur.
“Perempuan adalah kunci kekuatan bangsa. Kenapa? karena bahkan dari satuan terkecilnya, kualitas keluarga sangat banyak dipengaruhi oleh peran perempuan, sebagai ibu. Sehingga kalau unit-unit terkecilnya sudah kuat, maka bangsa juga pasti bagus,” ujar Diah.
Perempuan yang kini menjabat sebagai Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan tersebut menjelaskan, dia bersyukur dengan kondisi dunia saat ini. Berkat, era modern ini perempuan mempunyai dan memiliki kesempatan yang sama dalam pendidikan, berkarya dan berkarir seperti karir dirinya yang menjadi kandidat nama PJ Wali Kota Malang.
Diah mencontohkan, dalam birokrasi Pemkot Malang, dari 22 pejabat eselon II ada delapan perempuan, termasuk dirinya. Artinya, tingkat keterwakilan sudah mencapai 36 persen dengan tren meningkat dibanding periode-periode terdahulu.
Sepanjang perjalanan karirnya, sudah banyak lika-liku suka duka yang dihadapi. Setiap hari ia usahakan menghadirkan kesan, mulai saat menjadi staf yang harus mengikuti arahan pimpinan dan memimpin diri sendiri, memimpin satu orang, memimpin dua orang, sampai menjadi ibu bagi pegawai DPUPRPKP dulu.
Diah yang terkenal ramah di mata banyak kolega dan stafnya itu tidak menampik, bahwa tugas yang diembannya sangat besar. Karenanya ia memilih menjalani setiap hari dengan penuh sabar, syukur dan ikhtiar.
“Yang tak kalah penting adalah saling percaya, kebersamaan, kompak dengan teman-teman. Karena saya ini ya jelas banyak kurangnya. Makanya senang kalau di setiap tempat tugas bisa ada teamwork yang bagus, saling melengkapi. Kadang malah bisa jadi seperti saudara sendiri,” imbuhnya.
Dalam menjalani karirnya hingga menjadi kandidat PJ Wali Kota Malang, Diah sedikit banyak terinspirasi dengan sosok Kartini pahlawan perempuan Indonesia.
Menurutnya berkat Kartini kini perempuan mempunyai peran setara di Indonesia secara karir.
Dia mengibaratkan, bahwa dulu perempuan dianggap pelengkap atau ‘Kanca Wingking’, kini perempuan bisa menjadi ‘kanca ing gawe’ atau rekan kerja yang setara.
Meskipun sudah setara, perempuan penyuka tahu kupat dan cucur ini tidak meninggalkan perannya sebagai ibu dan istri.
“Ya jelas harus bisa membagi waktu dan tanggung jawab. Saya bisa seperti ini jelas karena dukungan suami tercinta dan anak-anak tercinta. Alhamdulillah, suami saya itu pengertian banget. Saat rapat-rapat sampai menjelang sahur, menemani mengecek pekerjaan mengaspal dini hari, keliling setiap banjir juga selalu didampingi suami,” ujarnya tulus.
Diah pun mengajak perempuan-perempuan muda Kota Malang maju dalam berpikir, mengambil keputusan, dan berpenampilan. Namun demikian, tetap tidak lupa pada identitas budaya nusantara dan selalu menjalani hidup dengan akhlak yang baik.
“Mandiri harus, tapi tidak boleh kebablasan merasa bisa segalanya. Selamat Hari Kartini untuk seluruh perempuan Indonesia, kita bisa,” pesannya.