MALANG – Tingkat partisipasi masyarakat Kabupaten Malang menunjukan penurunan di setiap gelaran Pemilihan Bupati (Pilbup). Seperti yang terjadi pada Pilbup 2005 sampai 2015. Seperti diberitakan sebelumnya tingkat partisipasi selalu pada tahun 2005 di angka 68,5 persen, 2010 turun drastis menjadi 59,5 persen dan teranyar 2015 lalu hanya 58,5 persen.
Rinciannya untuk Pilbup 2015, terdapat Daftar Pemilih Tetap (DPT) sejumlah 2.063.079. Jumlah ini pun cukup besar dari tahun sebelumnya. Namun masyarakat yang menggunakan hak pilihnya hanya 1.203.494. Sementara sisanya, 859.130 pemilih memutuskan untuk tidak hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Nah, tren penurunan ini berbeda dengan pemihan presiden (Pilpres). Partisipasi Pilbup 2005 dibandingkan dengan Pilpers tahun 2019 lalu sangat berbeda. Tingkat partisipasi masyarakat kabupaten Malang di Pilpers melampaui partisipsi di Pilbup.
Data tersebut dihimpun Blok-a dari data base Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Malang.
Di Pilpers yang mempertarungkan Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno itu, Daftar Pemilih Tetap (DPT)-nya mungkin lebih kecil, yakni 1.863.585. Namun, DPT yang hadir ke TPS cukup banyak, 1.465.896. Sementara yang tidak hadir hanya 394.477.
“Jadi tingkat partisipasinya itu 81 persen kurang lebih. Kalau Pilpers pasti dari tahun ke tahun juga diangka 80 persen dari tahun 2005 lalu. Cukup banyak memang kalau Pilpers tingkat partisipasinya masyarakat. Dan dari Pilbup selalu Pilpers selalu lebih tinggi partisipasinya,” Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, & SDM KPU Kabupaten Malang Marhaendra Pramudya Mahardika ke Blok-A Jumat (3/7).
Dika berpenpadat besarnya tingkat partisipasi Pilpers daripada Pilbup ini pun dikarenakan sosok calonnya yang akrab di mata masyarakat.
“Kan selalu ramai kalau Pilpers antar sosok capresnya. Secara nasional. Sementara kalau Pilbup masih kurang paham masyarakat akan sosok yang dipilih. Tapi itu salah satu faktor saja. Banyak faktor lainnya,” tuturnya.
Saat disinggung apakah, Pilbup 2020 ini akan mencapai target tingkat partisipasi masyarakat menyamai Pilpers 2019, Dika mengaku pesimis jika tingkat partisipasi Pilbup tahun sama dengan Pilers.
Pihak KPUD, kata Dika, hanya menargetkan tingkat partisipasi hanya naik 1,5 persen dari tingkat partisipasi di Pilbup 2015.
“Kami hanya menargetkan 60 persen (tingkat partisipasi) sudah cukup bagus. Karena saat ini masih musim korona kan. Tapi kami akan berusaha optimal untuk tetap sosialisasi untuk mendongkrak jumlah tingkat partisipasi,” tutupnya.
Discussion about this post