blok-a.com – Dua pekan pasca gempa dahsyat memporak-porandakan wilayah perbatasan Turki-Suriah, gempa susulan berkekuatan Magnitudo 6,3 kembali mengguncang wilayah tersebut, Senin (20/2/2023) waktu setempat.
Badan Bencana Turki (AFAD) melaporkan, gempa tersebut melanda tepatnya di distrik Defne, Provinsi Hatay, Turki Selatan, dekat perbatasan Suriah.
Menteri Dalam Negeri Turki Süleyman Soylu mengatakan bahwa setidaknya telah terjadi 26 gempa susulan sejak itu. Dilaporkan sedikitnya tiga orang tewas dan 294 orang terluka setelah gempa susulan tersebut.
“Tim kami sedang bekerja untuk membawa yang terluka ke rumah sakit, memeriksa desa dan kota yang terkena dampak, dan memindahkan puing-puing buka jalan untuk ambulans,” kata kelompok penyelamat sukarelawan White Helmets.
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) awalnya melaporkan gempa tersebut berkekuatan 6,4 pada kedalaman 10 kilometer sebelum merevisinya menjadi 6,3 magnitudo.
Wakil Presiden Turki Fuat Oktay Senin pagi meminta masyarakat “tidak memasuki bangunan yang rusak, apalagi mengambil barang-barangnya.”
Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan di Twitter bahwa 18 orang yang terluka berada dalam kondisi serius
diangkut ke Adana dan Dörtyol. Rumah sakit lapangan terus memberikan layanan kepada pasien lain, katanya.
“Saya berharap agar pasien kami yang terluka, pasien, penduduk setempat, dan semua orang di negara kami segera sembuh. Semoga Allah meringankan rasa sakit kita dengan kesehatan dan kesejahteraan, dan lindungi kami dari rasa sakit dan kekhawatiran baru,” kata Koca.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Minggu (19/2/2023), otoritas manajemen bencana Turki mengatakan telah mengakhiri hampir dua operasi pencarian dan penyelamatan. Total korban dari dua negara tersebut terakhir dilaporkan mencapai 46.000 jiwa.
Upaya penyelamatan korban terkendala musim dingin yang menyelimuti seluruh wilayah terdampak gempa. Sementara pihak berwenang tengah bergelut dengan penyaluran logistik ke barat laut Suriah di tengah krisis kemanusiaan, yang diperparah oleh perselisihan politik kedua negara selama bertahun-tahun lamanya. (lio)