Blok-a.com – Sebuah pesawat kecil mengalami kecelakaan di Jalan Raya Guthrie dekat kota Elmina, Shah Alam, Selangor, Malaysia, pada Kamis (17/8/2023).
Pesawat itu diketahui milik maskapai Jetvalet yang terbang dari Bandara Internasional Langkawi pada pukul 14.08 menuju Bandara Sultan Abdul Aziz Shah.
Video detik-detik jatuhnya pesawat tersebut beredar di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun X (nama terbaru Twitter) @faisalmaps.
Dirangkum Blok-a.com, Jumat (18/8/2023), berikut deretan fakta terkait jatuhnya pesawat maskapai Jetvalet di Selangor, Malaysia.
1. Kronologi Kejadian
Pejabat tertinggi Eksklusif Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia Kapten Norazman Mahmud mengatakan bahwa pesawat itu berangkat dari Bandar Udara Internasional Langkawi pada pukul 14.08 waktu setempat.
Kontak pertama yang dilakukan pesawat dengan Menara Pengawas Lalu Lintas Udara Subang terjadi pada pukul 14.47 dan izin pendaratan diberikan pada 14.48.
Pada pukul 14.51, Menara Pengawas Lalu Lintas Udara Subang mengamati asap yang berasal dari lokasi kecelakaan tetapi tidak ada panggilan mayday yang dilakukan oleh pesawat.
Ia mengatakan Pusat Koordinasi Penyelamatan Penerbangan Kuala Lumpur (KL ARCC) telah diaktifkan untuk mengoordinasikan misi pencarian dan penyelamatan.
2. 10 Orang Tewas
Kepala Polisi Negara (KPN) Malaysia Inspektur Jenderal Razarudin Husain mengonfirmasi sebanyak sepuluh orang korban meninggal dunia dalam musibah tersebut.
Sepuluh korban itu terdiri dari enam penumpang, dua awak pesawat, dua orang pengendara motor dan mobil yang melintas saat kejadian.
Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke menyampaikan identitas delapan korban pesawat nahas tersebut, yang di antaranya merupakan Anggota Dewan (ADUN) Pelangai Johari Harun.
Sementara tujuh korban lainnya yakni pilot Shahrul Kamal Ruslan dan Heikal Aras Abdul Azim, serta penumpang Kharil Azwan Jamaludin, Shaharul Amir Omar, Mohd Naim Fawwaz Mohamed Muaidi, Muhammad Taufiq Mohd Zaki, dan Idris Abdol Talib.
3. Kondisi Jenazah Tidak Utuh
Menteri Kesehatan Malaysia Dr Zaliha Mustafa mengatakan bahwa proses identifikasi para korban kecelakaan mengalami kesulitan, lantaran jenazah korban dalam kondisi tak utuh. Hanya 1 dari 10 jenazah yang ditemukan masih dalam kondisi utuh dan dapat diidentifikasi.
“Berdasarkan laporan awal, ada jenazah yang dapat diidentifikasi dan masih utuh (tetapi) ada juga yang membutuhkan waktu,” ujar Dr Zaliha Mustafa dilansir dari Malaysia Mail.
Saat ini, jenazah para korban masih dalam proses identifikasi analisis DNA di Departemen Forensik Rumah Sakit Tengku Ampuan Rahimah (HTAR). Proses identifikasi korban kecelakaan itu telah ditangani oleh 20-30 tim forensik.
4. 240 Petugas Dikerahkan
Akibat peristiwa tersebut, pemerintah menurunkan sebanyak 240 petugas untuk membantu proses evakuasi. Tim terdiri dari Polisi Kerajaan Malaysia (PDRM) bersama Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Malaysia.
Selain itu juga ada Kementerian Kesehatan Malaysia, Pasukan Pertahanan Sipil Malaysia, Biro Investigasi Kecelakaan Udara (AAIB), Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia (CAAM) dan beberapa lembaga lain.
(hen)