Blok-a.com – Aphelion adalah fenomena ketika orbit Bumi berada di titik terjauh dari Matahari. Hal ini terjadi setiap tahun pada sekitar tanggal 4 Juli.
Pada saat aphelion, Bumi berjarak sekitar 152 juta kilometer dari Matahari. Ini sekitar 4,8 juta kilometer lebih jauh dari jarak terdekat Bumi dengan Matahari, yang terjadi setiap tahun pada sekitar tanggal 4 Januari.
Lalu, apakah aphelion memiliki pengaruh terhadap cuaca di Bumi?
Jawabannya cukup rumit.
Secara umum, cuaca di Bumi lebih banyak dipengaruhi oleh kemiringan sumbu Bumi daripada jaraknya dari Matahari. Namun, ada beberapa bukti bahwa aphelion berkontribusi pada suhu yang lebih dingin di Belahan Bumi Utara. Ini umumnya terjadi selama bulan-bulan musim panas.
Satu studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience pada tahun 2012 menemukan. Bahwa aphelion dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya musim panas yang dingin di Belahan Bumi Utara sekitar 10%.
Para peneliti mengungkapkan hal ini karena aphelion dapat memicu jet stream lebih kuat, yang dapat membawa udara dingin dari Arktik ke Belahan Bumi Utara.
Namun, penting untuk dicatat bahwa ini hanya satu studi, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk konfirmasi temuan-temuan tersebut. Pada akhirnya, pengaruh aphelion terhadap cuaca di Bumi masih menjadi perdebatan.
Fakta-fakta Aphelion
Berikut ini beberapa fakta menarik tentang aphelion:
- Kata “aphelion” berasal dari kata bahasa Yunani “apo” (jauh dari) dan “helios” (matahari).
- Jarak aphelion Bumi bervariasi sedikit dari tahun ke tahun karena eksentrisitas orbitnya.
- Aphelion terjauh yang pernah dialami Bumi dari Matahari terjadi pada tahun 1976, ketika Bumi berjarak sekitar 152,1 juta kilometer (94,5 juta mil) dari Matahari.
- Perihelion (kebalikan dari aphelion) terjadi pada tahun 2009, ketika Bumi berjarak sekitar 147,1 juta kilometer dari Matahari.
Lalu, apakah aphelion berpengaruh terhadap cuaca di Indonesia?