Aksi Mahasiswa di Kota Malang Peringati International Women’s Day, Ini Isu yang Disuarakan

Aksi mahasiswa di Kota Malang dalam International Women's Day, Rabu (8/3/2023) (blok-a/bob)
Aksi mahasiswa di Kota Malang dalam International Women's Day, Rabu (8/3/2023) (blok-a/bob)

Kota Malang, blok-a.com — Peringatan International Women’s Day diramaikan dengan aksi para mahasiswa yang menuntut keadilan.

Fadilah, Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya, menyampaikan bahwa masih banyak eksploitasi terhadap anak-anak terutama perempuan.

“Kita juga sempat ngobrol dengan ketuanya Anggrek Maya, ternyata di Kota Malang masih banyak sekali anak di bawah umur yang dipekerjakan,” ujar Fadilah pada awak media, Rabu (8/3/2023).

Maka dari itu, Fadilah dan teman-temannya berfokus pada isu pekerja anak di bawah umur yang masih belum memiliki payung hukum. Dia dan teman-temannya akan mengawal dan mendorong akan munculnya Undang-undang untuk melindungi anak-anak.

“Makanya kita fokus pada isu tersebut, karena UU TPKS kan sudah disahkan, jadi kita mengawal optimalisasinya,” jelas Fadilah.

Mereka mengaku akan mengawal optimalisasi dari Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual terkait bidang pekerjaan yang belum memiliki payung hukum. Salah satunya adalah Pekerja Rumah Tangga (PRT).

“Bidang mana yang masih belum ada peraturannya, kita sendiri melihat Pekerja Rumah Tangga masih belum ada payung hukumnya” tambahnya.

Fadilah bersama teman-temannya mengajak Anggrek Maya untuk melakukan aksi di International Women’s Day dengan isu besar yaitu usia minimum untuk Pekerja Rumah Tangga.

“Kita mengajak Anggrek Maya juga sehingga kita membawa grand issue pengawalan 19 tahun RUU PRT,” jelasnya.

Fadilah berharap gerakan Setara yang masih berusia belum genap satu tahun ini dapat lebih mencakup banyak orang maupun organisasi supaya bisa membuat gerakan yang lebih masif. Hasilnya isu seperti eksploitasi pekerja anak di bawah umur bisa teratasi.

“Saya berharap Setara bisa mencakup lebih banyak orang maupun organisasi supaya kita bisa membuat gerakan yang lebih masif setiap bulannya dalam menuntut kesetaraan perempuan,” pungkasnya. (len/bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?