Kota Malang, blok-a.com – Pemkot Malang berencana mempermanenkan rekayasa lalu lintas satu arah Kayutangan pada Senin (13/3/2023).
Skema atau rekayasa lalu lintas satu arah Kayutangan itu dipermanenkan setelah tiga minggu uji coba.
Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra menjelaskan, alasan satu arah Kayutangan itu dipermanenkan.
Berdasarkan hasil dari survei di lapangan oleh mahasiswa UB di lapangan selama tiga bulan, dan juga analisis dari ahli, satu arah Kayutangan berdampak positif ke kelancaran kendaraan.
“Hasil analisa dan survei mahasiswa UB di lapangan ternyta setelah dianalisa hasil perubahannya sangat bagus,” kata Widjaja dikonfirmasi blok-a, Jumat (10/3/2023).
Widjaja juga menambahkan perubahan rekayasa itu berdampak bagus karena sudah tidak ditemui kejenuhan kendaraan di sejumlah titik.
Contohnya adalah kejenuhan itu berada di persimpangan PLN atau Raja Bally. Selain itu juga ada di kawasan Jalan Arif Rahman Hakim dan juga Jalan Bromo – Semeru.
Sebelum ada uji coba satu arah Kayutangan titik-titik itu sering terdapat kemacetan atau tingkat kejenuhan kendaraannya relatif tinggi.
“Kalau tiga minggu kemarin sudah tidak ada lagi. Jadi alami penurunan tingkat kejenuhan,” ujarnya.
Adapun alasan kenapa kejenuhan kendaraan itu menurun. Widjaja menyebut hal itu karena tidak adanya lampu lalu lintas.
Seperti diketahui, sejak dilakukan uji coba tiga minggu kemarin, sejumlah lampu lalu lintas tidak difungsikan.
“Contohnya di persimpangan PLN itu sering alami kejenuhan karena kan berhenti ada traffic light (lampu lalu lintas),” imbuhnya.
Sementara itu, dipermanenkannya satu arah Kayutangan karena sudah tidak ada penolakan dari pihak Angkot.
Widjaja menyebut setelah beberapa pertemuan dan berdiskusi, akhirnya sopir Angkot menerima kebijakan itu.
“Artinya tidak ada penolakan lagi mereka sudah menerima,” ujarnya.
Sebelum menerima kebijakan satu arah Kayutangan, para sopir Angkot sempat menolak. Mereka sempat melakukan unjuk rasa ke Walikota Malang Sutiaji.
Selain unjuk rasa mereka juga ingin adanya contraflow selama uji coba satu arah Kayutangan.
Namun kebijakan contraflow itu pun tidak jadi diterapkan. Alasannya karena dirasa membahaykan pengendara lainnya.
Widjaja menambahkan, meskipun diterapkan secara permanen nantinya, ada sejumlah hal yang harus diperbaiki.
Pertama adalah pemasangan marka jalan. Selama uji coba satu arah Kayutangan banyak pengendara yang masih bingung.
“Karena bingung kan belum ada markanya. Marka jaln yang dipakai masih yang lama. Jadi catatan itu yang akan kami perbaiki secepatnya,” ujarnya.
Selain itu juga akan dibuat tambahan sejumlah zebracross di sejumlah jalan.
“Ada juga tambahan pita kejut dan direkomendasikan ada pelikan crossing. Itu akan kami tambahkan semua,” tutupnya. (bob)