KOTA MALANG – Sejumlah mahasiswa Universitas Islam Malang (Unisma) demo menuntut keringanan SPP, Minggu (17/1) pagi. Keringanan ini mereka inginkan karena sejauh ini sistem kuliah masih menggunakan sistem daring.
Aksi mahasiswa yangmengatasnamakan Gerakan Aksi Menuntut (Geram) Unisma ini dilakukan berdasarkan polling yang mereka lakukan. Melalui Poling Zingpoll, setidaknya 1.015 mahasiswa menyatakan ingin ada penurunan SPP.
Achmad Najib Ad Daroin, negosiator Geram Unisma, mengatakan keadaan saat ini memang sulit. Terutama saat banyak orangtua mahasiswa terdampak pandemi.
“Banyak orang tua mahasiswa yang terdampak Covid-19 dan pendapatannya berkurang. Kuliah daring kan tidak banyak menggunakan fasilitas kampus. Sementara penurunan SPP untuk semester ini belum ada kejelasan,” ujar Najib, Minggu (17/1).
Lebih lanjut, Najib menerangkan selain dua hal tersebut, Geram Unisma mencatat banyak mahasiswa masih perlu membeli paket data tambahan untuk kuliah daring.
Najib menjelaskan kuota data yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum mencukupi. Pasalnya dari 50 GB yang disediakan, hanya 5 GB yang bisa dimanfaatkan untuk mengakses kuliah daring melalui Zoom. Sementara 45 GB sisanya hanya dimanfaatkan untuk chatting.
“Mahasiswa yang dapat kuota pun masih perlu membeli paket data. Kebanyakan mengeluarkan antara 50-70 ribu rupiah,” tambahnya.
Selain itu, penurunan SPP tahun lalu dipukul rata sebesar Rp 500 ribu. Padahal, kata Najib, idealnya penurunan didasarkan pada persentase. Karenanya, Geram Unisma menuntut ada penurunan SPP sebesar 50 persen. Kemudian, tuntutan lain yang diajukan berupa evaluasi pembelajaran secara daring.