BLOK-A – Kita bisa saja mengingat suatu produk dari logonya. Bila kita melihat Macan Kumbang sedang melompat, bisa jadi langsung mengingatkan kita pada Puma. Merek olahraga asal Jerman itu memang sudah memakai logo tersebut pasca Perang Dunia II. Sosok yang membuat logo tersebut adalah Lutz Backes.
Backes adalah pemuda asli Nuremberg, Jerman yang bekerja di bidang perbankan. Tapi, kecintaannya pada dunia seni tidak bisa dibendung. Di sela kesibukannya di bank, Backes berkarya dengan membuat sejumlah karikatur dan kartun untuk kemudian dipertunjukkan di depan umum dengan nama panggung Bubec.
Ia kemudian bertemu dengan Gerd Dassler yang merupakan anak Rudolf Dassler sang pendiri Puma medio 1950-an. Gerd merekomendasikan Backes untuk merancang logo Puma dengan tampilan yang lebih sederhana namun tetap berkarakter.

Puma (macan kumbang) jadi inspirasi penyusunan logo. Hewan yang ada di dalam ordo Pantera ini memiliki kecepatan, kekuatan, kelenturan, daya tahan dan kelincahan. Karakter tersebut juga menggambarkan atlet olahraga atletik yang jadi fokus Puma.
Berdasar pada fakta tersebut, Backes menyusun logo baru bagi Puma. Ia menggambar kartun macan kumbang yang sedang melompat. Baginya, gambar itu sudah cukup memberi hubungan antara hewan buas dan atletik.
Sudut lompatan sang macan dibuat lebih tinggi melambangkan bahwa Puma akan jadi produk besar di masa mendatang. Puma lalu memakai karya Lutz Backes ini pada 1967.
“Ia direkomendasikan Gerd (Dassler) untuk mengerjakan proyek ini. Sebagai imbalan, kami diberi dua opsi: satu sen honorarium setiap produk Puma yang terjual atau uang sebesar 600 Marks (sekitar Rp 5,5 Juta) dengan seperangkat produk Puma. Ia lalu memilih opsi kedua,” ujar Helmut Fischer selaku Penasehat Senior Puma dalam situs resmi mereka.
“Bayangkan betapa kayanya Backes bila ia mengambil opsi pertama. Ia akan mendapat honorarium itu seumur hidup hingga sekarang,” tambah pria yang dulunya merupakan pesepakbola untuk FC Herzognaurach itu.
Lutz Backes kini berusia 83 tahun. Ia melanjutkan hidup sebagai seniman sekaligus dosen bidang Seni dan Inovasi di University of Graz, Vienna, Austria. Meski hanya bernilai 600 Marks, logo Puma karyanya bisa jadi karya tersuksesnya. Simbol tersebut dianggap sebagai salah satu logo tersukses di era modern.