Kota Malang, blok-A.com – Hadirnya pandemi, membuat salah satu ibu rumah tangga ini, menciptakan ide barunya dalam lingkup usahanya. Berangkat dari kecintaannya terhadap fashion, ia berinovasi untuk menciptakan produk bagi para ibu dirumah. Siapakah dia?
Peni Budi Astuti adalah seorang Founder dari “Diopeni Lurik” yang memproduksi sejumlah daster lurik bermotif bordir khas Malangan.
Menggunakan bahan baku tenun, ia mencoba memasukan unsur budaya melalui hasil karya perempuan tenun di daerah Sukoharjo. Mayoritas daster berbahan katun, Peni mengusung formula baru berbahan dasar tenun.
Melalui inovasinya, ia bermitra dengan penjahit, pembordir dan pengrajin lain untuk membuat sebuah tim produksi daster luriknya.
“Saya mulai dari bulan Mei 2020, membuat produk daster lurik bermotif bordir. Produk utamanya daster, kemudian turunannya menjadi tunig, masker, conector, bantal, sandal , dan lain lain, ujarnya pada Kamis (04/08/2020).
Suka berjualan sejak belia, Peni sukses menjalankan usahanya hingga mamasang produknya di sejumlah hotel besar Kota Malang. Ia terinspirasi dari mbah buyut, yang dulunya seorang pedagang batik.
“Untuk pemasaran produk saya, melalui reseller dan juga dipajang di Hotel Grand Mercure, Butik Shalimar, Oleh-Oleh Batu, MK Cafe dan dirumah saya,” ucapnya.
“Terakhir, kita ikut pameran di Grand City Surabaya. Alhamdulillah, dapat kesempatan dari dinas untuk media promosi,” tambahnya.
Peni menjual dasternya mulai dari harga Rp 200-300 ribu. Koleksi lainnya seperti sandal Rp. 75-85 ribu ,masker Rp. 20 ribu , bantal 75rb, dan lain lain.
Ia juga menjelaskan bahwa target utama dalam menjalankan Diopeni Lurik adalah untuk membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.
“Harapannya, Diopeni Lurik semakin baju dan berkembang. Semakin membawa manfaat seperti peluang pekerjaan untuk orang lain,” tutup Peni. (mg1/bob)