MALANG – Hidup dan mati saya adalah untuk sepak bola. kata-kata tersebut terlontar dari mantan pemain Persekam Metro FC tahun 1988, Widodo Santoso alias Blontang.
Perkataan itu terlontar saat pria paruh baya ini sedang sibuk merawat rumput di Stadion Tumpang.
Blontang memang 25 tahun terakhir hanya bekerja sebagai sopir. Namun kecintaannya terhadap sepak bola tidak bisa pudar.
Setelah bekerja menjadi sopir di pagi sampai siang hari, Blontang selalu menyempatkan diri untuk melatih anak-anak muda di Sekolah Sepak Bola (SSB) Tumpang FC di stadion Tumpang.
Bahkan, Blontang bisa menomorduakan pekerjaan utamanya sebagai sopir hanya untuk melatih bibit muda pesepak bola Kecamatan Tumpang.
Seperti, ia rela menyisihkan upah sopirnya hanya untuk membenahi lapangan stadion kecamatan Tumpang. Berupa perataan tanah di lapangan stadion tumpang dan juga pemeliharaan rumput
“Semua itu saya lakukan karena saya ingin anak-anak didik saya dan warga Tumpang ini bisa menikmati lapangan yang bagus dan nyaman ketika dipakai,” kata Blontang.
Tak jarang pula karena ulahnya, Blontang mengaku kerap kali berselisih paham dengan keluarganya sendiri.
“Ya kalau istri awalnya dulu sempat marah ke saya. Tapi karena kecintaan saya terhadap sepak bola, istri lama-lama memahami,” kata bapak lima anak ini ke Blok-A.
Betapa tidak, beberapa kali Blontang mengaku dengan penghasilan tak seberapa sebagai sopir, ia menyimpan diam-diam upahnya sebesar Rp. 30 ribu sampai Rp. 100 ribu per harinya untuk perawatan lapangan stadion
“Iya biasanya kalau dapat bayaran lebih saya simpan lah diam-diam uang segitu saya kumpulin untuk pembenahan stadion. Sementara kalau dari iuran anak-anak SSB saya langsung kirim ke keluarga,” tuturnya.
Bukan tanpa alasan ia harus membenahi dan merawat Stadion Tumpang itu sendiri, sebab tidak ada perhatian dari Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Tumpang.
“Saya beberapa kali meminta bantuan tapi tidak didengar sama Muspika Tumpang. Gak ada yang dengar ya saya benahin sendiri saja,” kata ia.
Padahal, saat lapangan nyaman digunakan untuk latihan, sejumlah prestasi membanggakan didapatkan SSB Tumpang FC untuk kecamatan Tumpang.
Seperti, juara 1 pada kejuaraaan Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) Malang tahun 2019 pada cabang olahraga sepak bola. Selain itu ada pula juara 1 lomba internal PSSI Kabupaten Malang pada tahun 2019.
“Kami mewakili Kecamatan Tumpang, tapi sampai saat ini tidak ada perhatian. Bahkan hadiah pun tidak sampai ke kami. Tapi kami tetap berlatih dan cinta pada sepakbola,” tutupnya.