Flu Singapura: Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya

Ilustrasi. (iStock Photo)
Ilustrasi. (iStock Photo)

blok-a.com – Memasuki peralihan musim, anak-anak rentan terserang penyakit. Jika anak mengalami ruam disertai demam dan sariawan, sebaiknya jangan dianggap sepele. Pasalnya, hal itu dapat menjadi gejala penyakit infeksi, salah satunya adalah Flu Singapura.

Flu Singapura, atau yang dikenal dengan Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD), adalah penyakit menular yang dapat menyebabkan ruam di sekitar mulut, kaki, dan tangan. Penyakit ini lebih sering menyerang anak-anak, khususnya yang berusia di bawah 7 tahun.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), HFMD disebabkan oleh virus Coxsackie. Virus ini bisa menyebar melalui droplet (percikan) air liur dan cairan lepuhan lesi yang pecah.

Orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah juga dapat terjangkit HFMD, meskipun dalam kasus ini mereka mungkin hanya menjadi pembawa virus tanpa gejala yang signifikan.

CDC mencatat bahwa HFMD pada orang dewasa biasanya tidak berbahaya, dan sebagian besar orang dewasa yang terinfeksi dapat pulih dalam waktu 7 hingga 10 hari.

Gejala Flu Singapura

Dilansir Mayo Clinic, ada beberapa gejala yang muncul pada penderita Flu Singapura, antara lain:

  1. Demam
  2. Kehilangan nafsu makan
  3. Dehidrasi
  4. Sakit tenggorokan
  5. Merasa tidak enak badan
  6. Munculnya luka (lesi) yang terasa sakit, merah dan melepuh di sekitar lidah, gusi, dan bagian dalam pipi.
  7. Ruam merah tanpa rasa gatal tetapi kadang melepuh pada telapak tangan, kaki, dan pantat.

Masa inkubasi virus HFMD, yaitu periode antara masuknya virus ke dalam tubuh hingga munculnya gejala, biasanya berkisar antara 3 hingga 6 hari.

Demam biasanya muncul pertama kali, diikuti oleh gejala lain seperti flu, sakit tenggorokan, dan hilangnya nafsu makan. Ruam dan lesi umumnya akan muncul setelah 1 hingga 2 hari anak mengalami demam.

Walaupun gejala HFMD biasanya akan menghilang dalam waktu dua minggu, virus ini masih dapat ada dalam tubuh selama beberapa hari. Itu berarti anak yang sembuh bisa menjadi pembawa virus dan menularkannya kepada orang lain.

Pencegahan Flu Singapura

Saat ini, belum ada vaksin untuk mengurangi risiko HFMD pada anak. Oleh karena itu, pencegahan melalui tindakan-hidup bersih dan menghindari faktor-faktor yang meningkatkan risiko sangat penting.

Beberapa langkah pencegahan meliputi rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan diri, menghindari kontak dengan penderita HFMD, dan tidak menggunakan barang pribadi bersama seperti gelas minum, peralatan makan, serbet, dan handuk.

Untuk orang dewasa, pastikan selalu cuci tangan sebelum dan setelah memasak dan menyiapkan makanan. Serta setelah batuk, bersin, atau membuang ingus.

Ajarkan anak agar tidak sembarangan memasukkan jari, tangan, atau benda apa pun ke dalam mulut.

Pastikan pula rutin membersihkan benda-benda yang kerap disentuh anak dan banyak orang seperti perabotan rumah atau gagang pintu.

Pengobatan Flu Singapura

Jika anak mengalami gejala Flu Singapura, Anda bisa melakukan beberapa metode pengobatan darurat di rumah. Seperti memberikan paracetamol atau ibuprofen untuk mengurangi demam dan rasa sakit.

Berkumur dengan air garam hangat (1/2 sendok makan garam dicampurkan ke dalam segelas air).

Perbanyak minum air mineral untuk meringankan demam.

Kurangi makanan asin, pedas, dan asam untuk mencegah sariawan semakin parah.

Jaga kebersihan jika ada kulit yang luka.

Perbanyak makanan bertekstur lembut seperti sup atau bubur.

Kapan Harus ke Dokter?

Flu Singapura sejatinya bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, Anda perlu segera menghubungi dokter jika anak mengalami kondisi berikut:

  1. Sulit menelan dan menerima cairan
  2. Usia Anak di bawah enam bulan
  3. Demam tidak juga turun setelah diberi paracetamol
  4. Gejala memburuk dan tak kunjung membaik dalam waktu 10 hari

(lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?