KOTA MALANG – Jelang libur Natal dan Tahun Baru 2021 (Nataru), sejumlah pengemudi bus di Terminal Arjosari jalani pemeriksaan kesehatan. Kegiatan di gelar oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang dan Polresta Malang Kota, Selasa (1/12). Hasilnya, ada beberapa sopir yang layak mengemudikan kendaraan namun dengan catatan tertentu.
Penanggung Jawab Progam K3 dan Olahraga Dinkes Kota Malang, Lilik Suharti M.Kemnes mengungkapkan, kegiatan pemeriksaan ini merupakan agenda rutin tahunan. Umumnya dilakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Biasanya digelar dua kali dalam satu tahun. Namun karena masih dalam masa pandemi, akhirnya tahun ini baru bisa dilakukan. Dan hanya bisa dilakukan satu kali menjelang Nataru,” terangnya.
Dalam pemeriksaan kali ini, Dinkes Kota Malang menargetkan sejumlah 100 orang sopir yang akan melakukan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan terbagi dalam dua shift, agar tidak terjadi antrean panjang.
“Pemeriksaan kali ini juga berbeda. Selain mengatur antrean dan jarak, tidak semua sopir bus bisa mengikuti pemeriksaan kesehatan. Sebab, selama masa pandemi, hanya ada 35 persen bus yang beroperasi. Sehingga belum bisa 100 persen sopir bus bisa menjalani pemeriksaan,” papar Lilik.
Di pemeriksaan shift pertama setidaknya ada 30 orang sopir bus yang menjalani pemeriksaan kesehatan. Mulai pengecekan tekanan darah, gula darah hingga tes urin narkoba.
“Hasilnya, ada sopir yang dinyatakan sehat dan layak mengemudi. Namun, ada juga yang layak mengemudi dengan catatan. Sebab, mereka terindikasi memiliki gula darah dan darah tinggi. Ada juga yang sudah tidak layak mengemudi, sebab sudah berusia 65 tahun,” kata dia.
Bagi para sopir bus yang memiliki penyakit gula darah dan darah tinggi, pihaknya juga memberikan obat-obatan dan resep yang bisa dibeli di apotek.
“Kami sudah memberikan obat. Nanti, kami juga berikan resep jika obat yang kami berikan habis bisa dibeli di apotek. Selain itu, hasil tes kesehatan yang bersangkutan akan kami berikan kepada PO bus yang menaungi mereka,” jelasnya.
Tak hanya itu, pada kesempatan tersebut pihaknya juga meminta para sopir bus untuk menjaga stamina dan kesehatannya. Jika sudah mengemudi terlalu lama, harus melakukan perenggangan badan sesuai dengan anjuran kesehatan.
“Kami berusaha agar pengemudi sehat bugar produktif dan selamat. Sehingga, bisa menurunkan angka kecelakaan,” imbuh Lilik.
Sementara itu, salah satu sopir dari PO wisata, Dedi Castilo memberikan apresiasi terhadap fasilitas pemeriksaan kesehatan.
“Saya mengucapkan terima kasih banyak sudah memberikan perhatian kepada kami, utamanya terkait kondisi kesehatan. Ini malah bagus, kami bisa tahu kondisi kesehatannya seperti apa dan bisa menjaga kondisi kami sendiri,” tutur Dedi.
Pada kesempatan tersebut, Dedi mengaku mengikuti sejumlah rangkaian pemeriksaan kesehatan. Mulai dari tes urin, gula darah, darah tinggi dan lainnya.
“Tadi diberi tahu kalau saya ada indikasi darah tinggi. Tadi juga sudah diberi obat dan ada pantangan makan. Jadi harus menerapkan pola hidup sehat setelah ini agar tidak kambuh saat dijalan,” pungkasnya.