KOTA BATU – Kawasan Payung 1 mulai tahap perbaikan pasca evakuasi pedagang pada Jumat (19/2) lalu. Hari ini (22/2) aktivitas perbaikan saluran drainase di kawasan retakan tanah mulai dilakukan. Perbaikan ini merupakan bagian dari rehabilitasi lokasi bencana retakan tanah.
DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur hari ini juga tengah melakukan pemasang box culvert di sepanjang Jalan Payung Satu Songgoriti. Sehingga untuk mengantisipasi kemacetan, Satuan Polisi Lalu Lintas (Satlantas) Polres Batu menerapkan sistem buka tutup arus lalu lintas di Payung 1.
“Kami himbau kepada pengguna jalan untuk lebih berhati-hati, karena saat ini sedang dilaksanakan aktivitas pemasangan box culvert di kawasan Payung Songgoriti, sehingga kita menerapkan sistem buka tutup,” ujar Kanit Dikyasa Satlantas Polres Batu, Ipda M Huda Rohman.
Sistem buka tutup jalur ini dilakukan dengan cara menutup satu jalur jalan sehingga kendaraan dari arah yang berlawanan harus bergantian untuk lewat. Selain itu sejak adanya kejadian retakan tanah di Payung 1 Songgoriti, Polres Batu bersama Dinas Perhubungan (Dishub) juga telah menerapkan pembatasan kendaraan.
“Pembatasan kendaraan khususnya yang bermuatan berat 14 ton baik dari arah Malang atau sebaliknya dilarang melewati jalan raya Payung Songgoriti. Sudah ada beberapa rambu pengumuman yang kami tempatkan, seperti di Perempatan Karanglo Singosari dan di Kandangan Kediri,” imbuhnya.
Sementara Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, Achmad Choirur Rochiim mengatakan langkah yang dilakukan saat ini adalah penanganan jangka pendek. Dengan melakukan normalisasi dan memperlebar saluran drainase.
“Penanganan jangka pendek hanya menghambat. Minimal jangan sampai jalan putus dulu dan tidak ada percepatan tanah longsor. Selain itu juga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan bila kendaraan melintasi jalan ini,” ujarnya.
Sementara untuk penanganan jangka panjang, masih dilakukan kajian akademisi dari pihak kampus Universitas Brawijaya (UB). Berbagai langkah ini diharapkan tidak membuat Jalan Payung Satu Songgoriti ini putus seperti yang terjadi tahun 2013 lalu.
“Jangan sampai kejadian tahun 2013 terulang kembali. Sebisa mungkin kita cegah,” tutupnya.