BLOK-A – Perusahaan otomotif dan penyimpanan energi asal Amerika Serikat milik Elon Musk, Tesla, dilaporkan melayangkan gugatan kepada seorang mantan karyawannya. Bukan tanpa sebab, Tesla menggugat mantan karyawan tersebut atas dugaan pencurian informasi software perusahaan.
Melansir The Verge, Selasa (26/1), Tesla menuding mantan software engineer-nya yang bernama Alex Khatilov mencuri sejumlah file dari jaringan internal perusahan.
Sejumlah data yang dicuri dari jaringan internal ini terhubung dengan software Warp Drive. Software ini digunakan untuk mengautomatisasikan banyak proses bisnis Tesla.
Dalam gugatannya, Tesla menuduh Khatilov memindahkan file curian itu ke akun Dropbox pribadinya. Menurut Tesla, Khatilov adalah satu dari segelintir karyawan perusahaan yang memiliki akses ke file tersebut.
Gugatan Tesla juga menyebut, Khatilov sempat mengatakan kepada investigator internal perusahaan bahwa dia lupa, telah memindahkan file tersebut ke Dropbox pribadinya.
Dalam wawancara dengan The New York Post, Khatilov mengatakan, dirinya tidak sengaja memindahkan file-file tersebut ke Dropbox.
Ia juga mengaku tidak sadar bahwa Tesla mengajukan gugatan terhadapnya, hingga media tersebut menghubunginya.
Tesla pun tidak ragu-ragu untuk menuntut dan melindungi data kepemilikannya. Bahkan Desember lalu, perusahaan bentukan Elon Musk ini baru menyelesaikan gugatan hukum lain dengan mantan teknisi Martin Tripp yang mengaku membocorkan informasi rahasia kepada seorang reporter.
Kemudian, pada 2019, Tesla menggugat startup yang bergerak di bidang otonomos Zoox. Tesla menuding empat karyawan Zoox yang sebelumnya bekerja di Tesla telah mengambil dokumen rahasia perusahaan.
Kasus tersebut diselesaikan pada April 2020, dan pihak Zoox mengaku, “karyawan baru tertentu yang pernah bekerja dengan Tesla memiliki dokumen milik Tesla.”
Lalu, kasus lain adalah tudingan pada Guangzhi Cao yang dituduh mencuri file terkait sistem autopilot Tesla kini masih berlangsung.