Rakyat Perlu Tahu, RUPS Bank Jatim Sebut Kinerja Naik Jadi 103 Triliun

Gubernur Khofifah dalam RUPS Bank Jatim tahunan, di tahun buku 2022, RUPS) Bank Jatim tahunan, di tahun buku 2022 digelar di ruang Bromo, Kantor Pusat Bank Jatim, Surabaya, Rabu (12/4/2023). (dok. Bank Jatim)
Gubernur Khofifah dalam RUPS Bank Jatim tahunan, di tahun buku 2022, RUPS) Bank Jatim tahunan, di tahun buku 2022 digelar di ruang Bromo, Kantor Pusat Bank Jatim, Surabaya, Rabu (12/4/2023). (dok. Bank Jatim)

Surabaya, blok-a.com – Rapat umum pemegang saham (RUPS) Bank Jatim tahunan, di tahun buku 2022 digelar di ruang Bromo, Kantor Pusat Bank Jatim, Surabaya, Rabu (12/4/2023).

Secara umum kinerja keuangan Bank Jatim pada 2022 terungkap bahwa kondisinya relatif stabil.

Hal itu terlihat dari total aset yang meningkat 2,29% dari Rp100,723 triliun menjadi Rp103,031 triliun, peningkatan kredit 8,06% dari Rp42,749 triliun menjadi Rp46,197 triliun, dan peningkatan laba bersih sebesar 1,30% dari Rp1,523 triliun menjadi Rp1,543 triliun.

Dari sisi rasio, terlihat bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Jatim adalah sebesar 24,74%, Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,83%, Return on Asset (ROA) sebesar 1,95%, Return on Equity (ROE) sebesar 16,24%, Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,11% dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 56,50%.

Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan, Bank Jatim sepanjang 2022 sukses menyalurkan kredit UMKM. Dan pertumbuhan kredit Bank Jatim tumbuh signifikan.

Terbukti, kinerja pertumbuhan total kredit secara keseluruhan sebesar 8,06% (YoY) selama 2022. Peningkatan penyaluran kredit ini terjadi di seluruh segmen dan hal ini sejalan dengan pemulihan ekonomi di berbagai sektor.

Kredit di sektor UMKM menjadi penyumbang kenaikan tertinggi yaitu mengalami peningkatan sebesar 26,24% (YoY) atau tercatat Rp6,34 triliun hingga akhir 2022.

Tidak hanya itu, portofolio kredit komersial juga mengalami peningkatan sebesar 7,02% atau tercatat Rp11,20 triliun.

Yang lebih menggembirakan lagi, capaian kredit di sektor konsumsi juga meningkat signifikan, tumbuh sebesar 5,11% atau tercatat Rp 28,65 triliun.

Pertumbuhan yang signifikan di sektor UMKM ditopang oleh penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang cukup besar yaitu Rp104,6 miliar selama 2022.

Hal ini menunjukkan keberhasilan Bank Jatim mendukung program pemerintah di bidang peningkatan UMKM melalui program KUR.

Dilihat dari kualitas kreditnya, kredit sektor UMKM juga terlihat bagus dengan komposisi NPL terendah yaitu 0,60% dibanding dengan sektor lain.

Dari kinerja yang bagus tersebut, Bank Jatim berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,54 triliun serta kenaikan aset yang sebesar Rp103,03 triliun atau tumbuh 2,29% (YoY).

Sedangkan komposisi rasio keuangan Bank Jatim periode Desember 2022 antara lain, Return On Asset (ROA) sebesar 1,95%, Return on Equity (ROE) sebesar 16,24% dan Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,11%.

Strategi 5 Pilar

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, terus mendorong Bank Jatim untuk meningkatkan performa untuk jadi daya ungkit sektor ekonomi di Jatim.

Sebagai Komisaris Bank Jatim, di depan rapat dan pemegang saham mayoritas di kabupaten/kota, Khofifah meminta seluruh jajaran Bank Jatim agar memedomani arahan terkait transformasi 5 pilar demi tercapainya kinerja Bank Jatim agar tumbuh secara produktif dan memberikah kesejahteraan bagi para pemegang saham.

Lima pilar tersebut meliputi transformasi struktural, transformasi SDM atau human resource, transformasi IT, pengkinian kebijakan dan prosedur, dan aksi koorporasi untuk meningkatkan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Transformasi struktural menjadi kunci utama agar setiap lini di Bank Jatim dapat mendukung sekaligus mendorong pertumbuhan yang produktif.

Khofifah juga mengingatkan soal inflasi yang saat ini telah menjadi momok yang menakutkan bagi banyak negara di dunia.

Saat ini masyarakat lebih memilih membelanjakan uangnya untuk membeli kebutuhan bahan pokok dibandingkan menyimpan uangnya di bank.

“Ini menjadi tantangan sendiri bagi dunia perbankan. Kenaikan inflasi akan berpengaruh terhadap kinerja perbankan. Sebab, ketika tingkat inflasi tinggi, bank sentral akan menaikkan tingkat suku bunga agar tingkat inflasi menurun. Inflasi yang tinggi membuat nilai riil tabungan menjadi rendah sehingga masyarakat memilih membelanjakan uangnya membeli kebutuhan pokok yang semakin mahal daripada menyimpannya di bank,” urainya.

Sebagai BUMD milik Pemprov Jatim, Khofifah menyebut, bahwa Bank Jatim harus ikut berkontribusi dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan UMKM. Salah satunya, melalui penyaluran dana bergulir (Dagulir) bagi UMKM.

“Sampai Februari 2023, jumlah Dagulir yang telah disalurkan oleh Bank Jatim mencapai Rp509,451 miliar dengan total kepada 12.649 debitur,” tukasnya.

Kedepan, Khofifah berharap penyaluran kredit bisa semakin optimal dan banyak berpihak kepada para UMKM.

Tentu dengan beberapa strategi antara lain mendorong peningkatan sektor produktif terutama sektor UMKM dan korporasi, dan memaksimalkan upaya penanganan recovery Non Performing Loan (NPL), antara lain dengan restrukturisasi, lelang, maupun penagihan.

“Selanjutnya lewat percepatan pengembangan produk berbasis digital, dan peningkatan efektivitas bisnis treasury,” lanjutnya.(kim/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?