Kabupaten Malang, blok-a.com – Menjawab keluhan petani jeruk di Kecamatan Dau, soal kelangkaan pupuk subsidi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menyatakan akan memaksimalkan penggunaan pupuk organik.
Kelangkaan pupuk subsidi telah dikeluhkan petani sejak satu tahun lalu. Akibatnya, sebagian petani mengalami penurunan keuntungan.
Hal tersebut disampaikan oleh salah satu petani jeruk asal Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Purwati. Ia mengatakan, kini pupuk bersubsidi telah ditiadakan oleh pemerintah.
Bahkan, untuk membeli saja dirinya merasa dipersulit sebab harga yang melambung tinggi dan minimnya pupuk yang diperjualbelikan.
“Pokoknya petani ini sangat sangat kesulitan. Masalah pupuk kesulitan masalah penjualan jeruk sekarang kesulitan. Itu kami yang perlu diperhatikan disitu, di dua titik itu,” terangnya saat ditemui blok-a.com di lahan jeruk miliknya, Jumat (13/01/2023).
Menjawab keluhan tersebut, Pemkab Malang melalui Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP), Avicenna Medisica Sani Putera, akan segera melakukan koordinasi dengan kelompok tani dan peternak untuk mengkreasikan limbah dari peternakan yang nantinya diolah menjadi pupuk organik.
Sehingga, hal tersebut nantinya diharapkan dapat menekan angka cost yang dikeluarkan oleh petani.
“Nanti dengan di optimalkannya pupuk organik ini, diharapkan bisa menurunkan cost produksi. Harapannya nanti harga bisa semakin baik sehingga petani mendapat keuntungan dari budidaya jeruk ini,“ tutur Avicenna saat ditemui di Pendopo Agung Kabupaten Malang pada Senin (16/01/2023).
Tak hanya itu, untuk menjawab keluhan petani atas persaingan dengan buah impor, Pemkab masih terus mengusahakan untuk bekerjasama dengan pihak ketiga terkait pemasaran.
“Kita sedang mencari peluang offtaker, dalam artian yang menjembatani antara petani dan pasar. Itu mungkin ada pihak ketiga, entah itu dengan kemitraan atau swasta kita sedang jajaki sekarang,” pungkasnya.
Lebih lanjut, dirinya juga menegaskan untuk petanin agar lebih kreatif dan melakukan inovasi baru. Petani jeruk diharapkan tidak terpatok menjual dalam bentuk buah saja, namun ada inovasi baru seperti membuat olahan berbahan baku jeruk.
“Mungkin berupa sirup jeruk, atau makanan makanan berbahan baku dasar jeruk mungkin bisa kita galakkan lagi, jadi saya sedang mendalami itu sekarang,” tutupnya.(ptu/lio)
Discussion about this post