Kota Probolinggo, blok-a.com – Jhon sedang sibuk meramu mie ayam di gerobaknya di bawah terik siang menjelang sore hari. Gerobak sederhananya bertuliskan “Pangsit Arema” itu terlihat ada kepulan asap dari rebusan mie-nya.
Harum khas mie rebus itu menyerbak di pinggir Jalan Suroyo Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.
Pelanggannya setia menunggu semangkok mie ayam dari Jhon, hampir sama sejak 30 tahun lalu. Sejak sepi hingga ramai lalu lalang kendaraan di Jalan Suroyo,
Bedanya, kini harum gerobak me ayam berwarna biru Jhon harus bersaing dengan aroma sedap Mie Gacoan di seberang.
Sejak 2022 lalu, Mie Gacoan baru buka cabang di Kota Probolinggo. Tempatnya hanya berjarak beberapa meter saja dari gerobak sederhana atau lapak Jhon yang sudah 30 tahun yang ia tepati.
Pria paruh baya itu pun untungnya tidak gentar menghadapi saingan usaha mi yang cukup terkenal dan digemari banyak orang itu. Sejak 2022 lalu ia tetap menjual mi ayamnya tetap di tempat yang sama.
Pria asal Malang itu menjelaskan, memang dia mengetahui bahwa Mie Gacoan ini digemari banyak orang. Sejak buka hingga ditemui blok-a.com Kamis (6/1/2022) Mie Gacoan tidak sepi dari pembeli.
Namun ramainya Mie Gacoan itu ternyata disikapi Jhon dengan pikiran yang positif. Dari sejak awal buka, dia tetap ingin berjualan di tempat yang sama.
Alhasil, pikiran positif Jhon itu membuahkan hasil. Mie Ayamnya tetap dikunjungi pembeli. Pembeli Mie Ayam Jhon tidak berkurang meski ada Mie Gacoan di seberang.
“Memang sama jual mienya, tapi saya yakin aja rezeki sudah yang ngatur. Dan tetap aja ada yang beli,” tuturnya ke blok-a.com.
Memang Mie Ayam Jhon tetap ramai pembeli. Saat blok-a.com di lokasi ada lima sampai enam pelanggan yang duduk menikmati semangkok Mie Ayam Jhon.
Jhon pun mengaku pelanggannya itu kadang malah dari Mie Gacoan. Kadang ada sejumlah pelanggan Mie Gacoan yang tidak sabar mengantre, akhirnya memilih Mie Ayam Jhon.
“Kadang kalau banyak yang antri disana ya larinya kesini, kan sama mienya cuman beda tempat saja, kalau masalah rasa ya itu kembali keselera masing-masing pembeli,” tuturnya.
Penjualannya sejak ada Mie Gacoan dan tidak ada di seberang hampir sama. Jhon berhasil menjual 80 sampai 100 mangkok Mie Ayam per-harinya. Mie Ayam-nya itu habis mulai dari pukul 14.00 hingga 21.00.
“Kadang kalau ramai gak sampai jam 21.00 sudah pulang mas,” tutupnya. (nos/bob)
Discussion about this post