Kota Malang, blok-a.com – Keluhan muncul dari warung kopi di kampung Kayutangan Heritage. Warung kopi itu adalah Hamur Kopi Mbah Ndut yang berada di dalam kampung.
Keluhan itu muncul setelah dia merasakan sepinya pengunjung meskipun pandemi Covid-19 sudah landai dan PPKM sudah dicabut.
Pengunjung di kampung Kayutangan Heritage enggan menetap untuk menikmati di kedai kopi yang berada di dalam rumahnya sendiri.
Akhirnya dia kini hanya buka saat akhir pekan saja, tidak setiap hari seperti dulu.
“Dulu hampir setiap hari saya buka. Sekarang Sabtu dan Minggu saja. Kalau dibuka setiap hari tapi enggak ada orang beli terus dijual untuk siapa. Kan saya jual untuk pengunjung bukan warga lokal,” kata pemilik Hamur Kopi Mbah Ndut, Rudi Haris (65), Selasa (3/1/2023).
Sepinya pengunjung tersebut, kata Rudi, karena pengunjung lebih memilih ke warung kopi di pedestrian Kayutangan Heritage.
Terlihat memang di sepanjang pedestrian Kayutangan Heritage muncul banyak warung kopi dengan berbagai konsep mulai heritage hingga kekinian.
Selain itu, warung kopi di pedestrian itu juga ramai pengunjung.
Sementara pemandangan terbalik terjadi di kampung Kayutangan Heritage. Hanya ada satu atau dua yang lewat.
“Saya tanya ke wisatawan ‘Tidak ngopi di sini a?’ Mereka (wisatawan) jawab ‘ endak sudah ngopi di atas (warung kopi di pedestrian Kayutangan Heritage),” ujarnya.
Dengan sepinya pengunjung itu, Rudi cukup merasakan dampaknya. Penghasilannya kini sebulan kini turun drastis. Kadang ia hanya mendapat Rp 100 ribu selama satu bulan.
Padahal sebelum pandemi Covid-19 atau saat pedestrian Kayutangan Heritage belum serapi dan sebagus saat ini, Rudi mampu meraup untung sampai Rp 2 juta untuk satu bulan.
“Pembelu dulu pernah sampai gazebo dekat sungai itu. Sekarang satu hari enggak dapat apa-apa. Sabtu dan Minggu enggak dapat satu rupiah pun. Sering sepinya,” ujarnya.
Di warung kopi tersebut sebenarnya cukup nikmat untuk menikmati kopi. Sebab, konsep yang disajikan adalah konsep menikmati kopi dengan suasana rumah.
Terlihat properti yang dipakai di Hamur Kopi Mbah Ndut adalah properti rumah miliknya. Contohnya adalah kursi atau meja serta ornamen di dinding dan juga barang kuno milik Rudi.
Dia berharap banyak agar warung kopinya ini bisa banyak pembeli lagi. Sebab kini sumber penghasilannya hanya di warung kopi itu.
“Karena kondisi seperti ini tidak hanya terjadi ke saya tapi ke UMKM lainnya di kampung Kayutangan Heritage,” tuturnya.
Untuk menu yang dijual di Hamur Kopi Ndut relatif murah. Ada kopi hitam hingga es kopi susu yang dijual mulai dari Rp 7 ribu hingga Rp 12 ribu. (bob)
Discussion about this post