Gelombang PHK Massal 2024 di Luar Negeri Jumlahnya Lebih Ngeri

Ilustrasi: demonstrasi sebagai respons atas PHK massal (dok: businessinsider)
Ilustrasi: demonstrasi sebagai respons atas PHK massal (dok: businessinsider)

Bukan cuma di Indonesia, gelombang PHK massal (massive layoffs) juga terjadi di berbagai penjuru dunia. Banyak perusahaan besar dan ternama dunia menempuh kebijakan ini. Alasannya bermacam-macam, tetapi kebanyakan sebagai langkah efisiensi, baik soal kinerja maupun anggaran.

Menurut laporan ResumeBuilder yang melakukan survey terhadap sekitar 900 orang pimpinan perusahaan pada Desember 2023. Hasilnya sebanyak 38% menyatakan akan mem-PHK sebagian karyawan, sementara 52% memutuskan tidak akan merekrut orang baru di tahun 2024. Ketika ditanya alasannya, separuh dari total responden mengantisipasi terjadinya resesi ekonomi.

Seperti diketahui, resesi adalah kondisi turunnya perekonomian suatu negara, dengan ditandai oleh beberapa faktor. Di antaranya angka Produk Domestik Bruto (PDB) atau total nilai produksi yang negatif/turun. Lalu jumlah pengangguran naik, serta pertumbuhan ekonomi riil yang negatif selama dua kuartal (kuartal = periode per 3 bulan) berturut-turut.

Resesi sendiri sudah menimpa banyak negara pada 2023 lalu, mengakibatkan gelombang PHK massal yang tidak kalah masifnya.

Angka Fantastis PHK Massal di Mancanegara

Sampai tahun ini, fenomena yang sama masih berlanjut, menimpa banyak perusahaan besar dan ternama dunia. Di bidang teknologi saja, Techcrunch melaporkan jumlah fantastis di berbagai perusahaan seperti Microsoft, Amazon, TikTok, dan banyak lagi.

Techcrunch mencatat pergerakan naik turunnya angka PHK massal di ranah perusahaan teknologi seluruh dunia. Jumlah totalnya mencapai nyaris 100 ribu pekerja sepanjang Januari hingga Juli 2024.

Sementara, Intellizence, perusahaan rintisan Artificial Intelligence (AI) di New York, Amerika Serikat, yang memonitor perkembangan perusahaan dari berbagai aspek. Mereka mencatat sedikitnya terdapat 3.200 perusahaan yang telah mengumumkan akan melakukan massive layoffs sejak Januari hingga Juni tahun ini.

Beberapa nama besar yang patut dicatat, seperti Disney, Pixar, Paramount, Under Armour, Nike, Burberry, sampai eBay. Jumlah karyawan yang diberhentikan amat bervariasi, mulai ratusan sampai ribuan orang. Bahkan jumlah PHK di beberapa perusahaan besar lain mencapai belasan ribu orang. Contohnya seperti di beberapa perusahaan besar berikut ini.

PHK Massal di Beberapa Perusahaan Besar Dunia

UPS: 12.000 orang

Carol Tome, CEO perusahaan ekspedisi dan logistik ini sendiri yang mengatakan kepada Business Insider tentang kebijakan PHK tahun 2024. Sebanyak 14% dari 85 ribu manajer akan diberhentikan, itu sama dengan sekitar 12 ribu orang atau penghematan 1 miliar dollar anggaran.

Google: 30.000 orang

12 Ribu orang dirumahkan sepanjang 2023. Google masih akan meningkatkan jumlah tersebut lewat rencana massive layoffs 30.000 orang tahun ini. Dari rencana itu, sekitar 1000 orang diberhentikan Januari 2024.

Intel: 15.000 orang

Intel mengawali bulan kemerdekaan dengan mem-PHK 15 ribu karyawannya. Kebijakan ini dilakukan sebagai bentuk efisiensi pengeluaran, akibat gagal memenuhi target pendapatan. Juga, karena belakangan terlalu fokus pada pengembangan AI yang faktanya belum membuahkan hasil sesuai harapan.

Citigroup: 20.000 orang

Diumumkan Januari lalu, massive layoffs di raksasa keuangan ini dilakukan sebagai langkah perombakan perusahaan. Rencana pemberhentian sebanyak 20 ribu karyawan Citigroup akan dilakukan secara bertahap, dimulai tahun ini hingga 2025 mendatang.

Tesla: 14.000 orang

Total karyawan Tesla sampai Desember 2023 berjumlah 140.473 orang di seluruh dunia. Menyambut awal tahun 2024 dengan perampingan, Elon Musk mengumumkan akan mengurangi lebih dari 10% pekerja. Itu berarti sekitar 14 ribu orang, bahkan bisa lebih.

Secara umum, jumlah keseluruhan karyawan terdampak PHK di perusahaan-perusahaan besar tersebut masih belum bisa dipastikan. Begitu pula dengan kapan fenomena ini akan segera berakhir. Pasalnya, menurut banyak laporan dan prediksi pakar-pakar ekonomi, PHK massal masih akan berlanjut.

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?