Blok-a.com – Seorang mahasiswa hukum sekaligus ibu dari lima anak yang berasal dari Irlandia, Anaya Peterson (32) nyaris mengalami kebutaan permanen karena nekat mentato kedua bola matanya.
Peterson mentato kedua bola matanya dengan warna biru dan ungu. Wanita itu mengungkapkan bahwa tato tersebut terinspirasi dari model Amber Luke yang mentato matanya dengan warna biru.
Saat itu, Luke sempat mengalami kehilangan penglihatan selama 3 minggu setelah matanya ditato. Namun kemudian penglihatan Luke kembali pulih.
Oleh karena itu, Peterson berani mengambil keputusan untuk mentato matanya. Ia berpikir bahwa dirinya juga akan baik-baik saja sama seperti Luke.
Pada bulan Juli 2020, Peterson pun memulai untuk mentato matanya. Namun ia memutuskan untuk mentato satu bola matanya saja yang bagian kanan dengan warna biru.
Beberapa bulan setelah mentato, Peterson tidak mengalami gangguan apa pun. Dia hanya mengeluhkan mata kering dan sakit kepala.
Karena merasa tidak ada masalah, Peterson kembali mentato matanya yang sebelah kiri dengan warna ungu pada bulan Desember 2020.
Satu tahun kemudian tepatnya dibulan Agustus, Peterson mulai mengalami masalah yang serius pada matanya. Gejala bermula saat Peterson bangun dari tidur dengan kelopak mata yang membengkak cukup besar.
“Kelopak mata saya mulai membengkak, dan kelopak mata bawah saya mulai membengkak. Itu terus menjadi semakin buruk. Saya terlihat seperti telah melakukan sepuluh putaran dengan Mike Tyson.” kata Peterson dikutip The New York Post.
Ketika gejalanya memburuk, dia memutuskan untuk memeriksakan dirinya ke rumah sakit, di mana dokter memberikan obat intravena selama tiga hari dan melakukan biopsi pada matanya yang bermasalah.
Hasil pemeriksaan menyebutkan, mata bengkak Peterson disebabkan oleh reaksi berbahaya tinta tato yang ada di matanya dan terancam mengalami katarak. Saat ini Peterson harus dirawat di rumah sakit untuk mengobati matanya yang kian hari kian rabun dan terancam buta permanen.
“Dari kejauhan saya sudah tidak bisa melihat wajah orang lain. Jika mata saya tidak ditato, saya tidak akan mengalami masalah ini. Bahkan, hari ini saya bangun dengan lebih banyak floaters di mata saya. Dan itu berbahaya.”
Sebelum melakukan tato, putri Peterson yang berusia tujuh tahun memperingatkannya bahwa dia bisa menjadi buta. Kini Peterson menyesal karena tidak mendengarkan nasihat anaknya.
“Putri saya juga bilang kepada saya bahwa dia tidak setuju mata saya ditato, ‘Bagaimana jika kamu menjadi buta?’ Dia sama sekali tak setuju.” lanjutnya.
Terlepas dari pandangan yang suram, Peterson tetap positif dalam menghadapi komentar negatif yang diterimanya dimedia sosial.
“Saya beri tahu putri saya untuk tidak peduli dengan pendapat orang lain karena mereka hanya orang biasa. Anda memiliki komentar positif dan komentar negatif, tetapi komentar negatif selalu membayangi komentar positif.” pungkasnya.
(hen)
Discussion about this post