blok-A.com – Ramai unggahan di laman twitter @ubsansfess yang berisi tentang kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang mahasiswa Departemen Ilmu Pangan dan Bioteknologi Universitas Brawijaya (UB)
“izin up braw! Seharusnya pelaku dispill nama panjangnya biar jd jejak digital gasi? Diup juga fotonya sekalian” ujar salah satu pengirim menfess di base twitter UB Menfess.
Atas cuitan itu, pihak Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian (HIMALOGISTA) Universitas Brawijaya langsung melampirkan press release pada tanggal 16 Oktober 2022 yang berisikan kronologi kejadian pelevehan seksual.
Dalam press release tersebut pihak HIMALOGISTA mengatakan menentang keras dan tidak memberikan toleransi kejadian pelecehan seksual yang dilakukan oleh Gara.
“Himalogista menolak keras dan tidak menoleransi atas adanya kasus kekerasan seksual di Departemen Ilmu Pangan dan Bioteknologi serta akan mengawal kasus ini hingga tuntas sesuai otoritas yang dimiliki Himalogista.” Ujar akun @himalogista_ub pada unggahannya yang memuat press release.
Berikut kronologi yang tertera pada press release HIMALOGISTA UB yang diterima blok-A.com :
- Pada tanggal 27 Agustus 2022 merupakan rangkaian 1 ODPH (Orientasi Pengenalan Departemen dan Himpunan) hari ke-2. Di sini, korban bertugas untuk mengatur mobilisasi seluruh mahasiswa baru 2022 Fakultas Teknologi Hasil Pertanian untuk melakukan evaluasi. Selagi menunggu dimulainya kegiatan evaluasi, panitia mendapat laporan dari chat yang dikirimkan oleh Gara (pelaku) pada pukul 15.23 WIB yang membiacarakan bagian tubuh korban. Chat tersebut dikirimkan melalui grup mahasiswa baru. Kemudian hal ini dilaporkan kepada Steering Committee (SC) di dalam himpunan.
- Pada tanggal 29 Agustus 2022, korban melakukan follow up terkait dengan tindak lanjut pihak SC.
- Pada tanggal 30 Agustus 2022, diadakan forum bersama korban, WaCO keamanan, 2 SC, Ketua Himpunan, dan Ketua Divisi Kesejahteraan Mahasiswa. Dalam forum tersebut korban diberi saran untuk mengisi crisis center OPDH Himalogista. Hasil dari forum tersebut adalah pihak OPDH akan menyelidiki kasus terlebih dahulu.
- Pada tanggal 31 Agustus 2022, korban melaksanakan saran dalam forum sebelumnya yaitu mengisi crisis center OPDH yang kemudian oleh pihak SC disarankan untuk mengkonfirmasi kepada Ketua Divisi Kesejahteraan Mahasiswa. Tanggapan dari HIMALOGISTA atas laporan dari crisis center tersebut adalah memberikan wewenang kepada korban untuk memutuskan langkah selanjutnya. Lalu korban berdiskusi dengan SC bahwa langkah selanjutnya adalah mengadakan forum antara korban dengan pelaku.
- Pada tanggal 4 – 12 September 2022, berawal dari Tridharma yang memutuskan akan mengadakan forum besar bersama mahasiswa baru 2022. Akan tetapi, banyak keluhan yang diberikan mahasiswa baru sehingga terjadi kerumitan ketika menentukan waktu dan tempat forum tersebut. Korban meminta untuk tetap ditindaklanjuti, sehingga Tridharma memutuskan untuk mengadakan forum pada tanggal 16 September 2022.
- Pada tanggal 15 September 2022, pihak Tridharma mengkonfirmasi bahwa forum diundur pada tanggal 19 September 2022 karena terkendala teknis. Di hari yang sama, pihak HIMALOGISTA memberikan panggilan resmi kepada pelaku untuk menghadiri forum yang akan diadakan pada tanggal 19 September 2022.
- Pada tanggal 19 September 2022, korban, SC, Tridharma, dan pelaku melaksanakan forum yang menghasilkan bahwa pelaku memberikan keterangan bahwa benar ia mengirim chat tersebut dan meminta maaf kepada korban.
Press release tersebut menuai banyak komentar dari warganet di akun Instagram @himalogista_ub, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
“Press release & pernyataan sikapnya dr himalog kok kyk cm formalitas y” ujar salah satu warganet.
“Sepertinya kahimnya lagi capek nih, ampe kasusnya jadi kurang urgent, mungkin kurang asyique dan kurang menantang kali ya” ujar salah satu warganet.
“Apa apaan dah lama bgt pengusutannya. Nunggu apa sih?” ujar salah satu warganet yang kesal dengan lambatnya proses pengusutan yang dilakukan oleh pihak himpunan. (mg1)
Discussion about this post