Setiap manusia dianugerahi tingkat emosional yang berbeda-beda. Namun, manusia diharapkan mampu mencari solusi dengan kepala dingin, bukan malah memperbesar emosi dan menjadikannya alat untuk menyalahkan orang lain. Apakah mampu mengontrol emosi? atau emosi dibawa ke hati alias baper (bawa perasaan).
Dunia kerja itu selalu dinamis. Penghargaan, teguran, kritik akan hadir silih berganti, hari ini bisa diatas kadang bisa juga di bawah. Hidup itu penuh dinamika begitu juga dengan mood, ada masanya akan mengalami stres, sedih, dan bahagia. Dinamika seperti ini harus dinikmati agar perjalanan hidup lebih menyenangkan. Kalau selalu baper (bawa perasaan) maka akan sangat sulit mengembangkan diri karena susah move on.
Emosi yang tidak bisa dikendalikan akan membuat produktivitas tidak lagi didasari oleh keinginan, tapi didasari dengan keterpaksaan, sehingga hasil yang diperoleh jadi tidak maksimal. Bagus atau tidaknya performa juga sangat ditentukan oleh semangat dan mengontrol tingkat emosi dengan baik.
Kenyamanan itu penting agar hasil yang diperoleh juga optimal, namun saat yang dirasakan sudah dibanjiri dengan emosi maka klimaksnya keinginan RESIGN dari pekerjaan pasti akan besar.
Menghilangkan emosi negatif sebenarnya tidak sulit. Asalkan kita mau melakukan dan mengupayakan, tingkat emosi pun bisa dikontrol dengan baik. Maka kita jadi lebih bisa menerima segala keadaan di tempat kerja tanpa sekalipun merasa baper.
Perasaan emosi pasti ada saat Anda masuk ke dunia kerja. Tapi, bukan berarti Anda bisa seenaknya menunjukkan perasaan tersebut kepada orang lain. Tetaplah menjaga profesionalisme saat bekerja agar Anda menjadi lebih nyaman berinteraksi di kantor meski berhadapan dengan banyak karakter yang berbeda. Ambil sisi positifnya agar bisa memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya. Jadi, masih baper (bawa perasaan) lalu RESIGN atau move on? Anda yang menentukan.